Part 16: The Deal

406 74 2
                                    

Suara ketukan pintu terdengar dari luar apartemen Bucky. Aku yang masih duduk di sofa pun hanya terdiam sambil melihat Bucky yang bangkit berdiri untuk melihat siapa yang datang. Bucky membuka pintu apartemennya dan aku melihat seorang perempuan berwajah Japanesse berdiri di ambang pintu. Wanita tersebut menatap Bucky begitu dalam, tetapi aku tidak dapat melihat wajah Bucky karena ia membelakangiku.

"James. Aku sudah menunggumu 2 jam." Kata wanita tersebut yang aku tidak tahu apa konteksnya. Bucky menoleh ke arahku dengan raut wajah bingung. Melihat itu, wanita tersebut pun melihat ke arahku yang sedang duduk santai di sofa. Aku tersenyum ke arahnya tetapi ia tidak tersenyum balik padaku.

Menurutku itu aneh, dan aku memutuskan untuk berdiri menghampirinya. Aku pun berjalan dan berdiri di samping Bucky yang masih terdiam memegangi gagang pintu.

"Kau?" Tanya wanita itu kepadaku bingung. Aku pun ikut bingung. Bucky langsung memejamkan mata dan tertunduk karenanya.

"Hei. Ada apa?" Tanyaku pada siapa pun yang akan menjawabnya.

"[Y/N] ini Leah. Leah ini [Y/N]." Kata Bucky memperkenalkan. Raut wajah Bucky terlihat aneh. Aku pun tersenyum pada Leah sambil mengerutkan dahiku.

Seseorang datang di belakang Leah. Ayahku.

"Oh no." Celetuk ayahku saat melihat kami bertiga. Aku pun semakin bingung dan aku mulai mencurigakan sesuatu.

"Aku tidak pernah tahu mengenai Leah?" Kataku berusaha ramah kepada Bucky dan Leah.

"Aku kekasihnya." Kata Leah sambil mencoba tersenyum.

Apa? Kekasihnya? Aku tidak pernah mendengar atau mengetahuinya sama sekali. Sebentar, hal ini membuatku berpikir akan sesuatu yang semakin aneh.

"Oh, kau kekasihnya?" Kataku berusaha tenang dan ramah. "Aku..." kataku sambil melirik Bucky. "Aku teman kerjanya Bucky." Kataku pada Leah. Aku melihat ke belakang Leah dimana ayahku berada. Ayahku dengan raut wajah aneh menatap Bucky.

"Tadi kau ingin berbicara dengan Bucky, kan? Aku tinggal dulu ya." Kataku dan aku langsung menarik tangan ayahku untuk pergi ke luar.

Aku membawa ayahku ke bawah dan meminta ia menjelaskannya. Sangat jelas ayahku mengetahui hal ini dan ia menyembunyikannya.

"Jelaskan." Kataku dengan tegas pada ayahku.

"Sayang... tenanglah." Katanya sambil memegang kedua pundakku.

"Aku tenang kok." Kataku berusaha tenang.

"Aku tahu tatapan itu." Katanya menatap mataku dalam.

"Kau tahu semua ini. Dan kau tidak mengatakannya padaku?" Tanyaku pada ayahku. Aku berusaha meredam emosiku sedari tadi. Aku benar-benar terkejut dan kecewa.

Aku pun duduk di tangga untuk menenangkan diri. Aku merasa sangat bodoh sampai ayahku menghampiriku.

"Ok, Kalau kau tidak ingin menjelaskan, silakan tinggalkan aku." Kataku tanpa melihat ke arahnya.

"[Y/N]..." bujuknya masih berusaha mendapatkan perhatianku.

"Tinggalkan aku." Ulangku pada ayahku.

Ayahku pun benar meninggalkan aku. Ia pergi ke atas, mungkin untuk berbicara dengan Bucky atau semacamnya, aku tidak tahu. Yang aku tahu adalah bahwa kedua pria yang aku sayangi membohongiku selama ini. Aku pun mencari apa pun dalam ingatanku terkait hal ini. Dan semua sangat jelas mengapa Bucky sering kali terlihat menyembunyikan panggilan teleponnya dan keluar saat ada yang menghubunginya. Ia juga sering pergi tanpa sepengetahuanku.

Tidak lama pun aku mendengar langkah kaki turun dari tangga. Langkah kaki itu semakin dekat dan aku melihat Leah melewatiku begitu saja. Melihat kepergian Leah, aku langsung naik ke atas untuk ke apartemen Bucky.

White Wolf and The Lady Deadpool (Bucky Barnes x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang