Johnny memarkirkan mobilnya di depan club yang alamatnya Irene kirimkan tadi. "Maaf, tuan. Anda tidak bisa masuk kalau tidak ada undangan." sang penjaga menahannya dan Jungwoo.
"Undangan?" ujar Jungwoo bingung.
"Ya, club ini sudah di reservasi sampai besok pagi. Atasan memberiku pesan kalau hanya yang memiliki tiket yang boleh masuk."
Johnny memijat pelipisnya, "Apa Fu Yan Jie yang memesannya?"
"Saya kurang tahu untuk itu."
Johnny menghela napas, "Berapa yang kau inginkan?"
Sang penjaga tertawa, "Wow, wow. Apa kau begitu kaya?"
Johnny dengan santai mengeluarkan kartu identitasnya. Sang penjaga terkekeh canggung, "Oke." ia berbisik kearah penjaga lainnya. Sang penjaga mengangguk.
Johnny mendengus dan mengeluarkan beberapa lembar uang. Sang penjaga mengambilnya dengan senang hati dan membiarkan Johnny masuk.
Ia langsung masuk dan menelusuri club tersebut. Memang tak terlalu ramai― namun Johnny bisa melihat yang datang memang dari kalangan atas semua. "Hyung, kita berpencar." Jungwoo mengambil arah kiri dan dirinya kearah kanan.
Ia menghampiri bartender disana, "Apa kau melihat Ten Lee disini?"
"Ten Lee? Model itu?" Johnny mengangguk cepat. "Aku melihatnya setengah jam lalu bersama seorang pria disini."
"Kearah mana ia pergi?" Johnny menatap tajam bartender itu.
"Aku tidak tau. Tapi, pria yang bersama Ten Lee itu terlihat marah tadi."
⠀
۵
⠀
"Presdir Fu, aku berterimakasih kau membantuku hingga menjadi aku yang sekarang. Tapi, aku tidak ingin menggunakan tubuhku sebagai bayaran."
Presdir Fu terkekeh dan menegak alkoholnya, "Berikan aku satu gelas lagi." ujarnya kearah sang bartender. Sang bartender memberikan alkohol yang sama persis dengan miliknya.
Ia mendorong alkohol itu kearah Ten, "Ten, seharusnya kau tau resiko itu sejak awal. Aku tak butuh uang. Aku hanya menginginkan dirimu."
Ten menatap gelasnya gugup namun ia tak ingin terlihat lemah di hadapan presdir Fu. Ia menatap pria itu tajam, "Dan seharusnya kau tidak menipuku sejak awal. Kau tau? Yang kau lakukan ini termasuk ke dalam tindakan kriminal."
"Oh, Ten. Kau semakin membuatku bersemangat." ia memegang kursi Ten, membuat Ten terpojok disana. Ten menahan presdir Fu dengan tangannya. "Aku bisa melaporkanmu ke polisi!" sahutnya karena panik.
Presdir Fu terkekeh, "Apa kau pikir polisi akan berpihak pada bocah ingusan sepertimu?" ia kembali memojokan Ten―
"TEN!" Jungwoo berlari kearah Ten dan menarik Ten agar menjauh dari presdir Fu. "Presdir, yang kau lakukan terhadap model Nai'e adalah salah satu tindakan yang melanggar perjanjian Nai'e."
Presdir Fu mengangkat tangannya, "Dia dengan sukarela ingin ku sentuh. Itu tidak melanggar perjanjian, presdir Kim."
Ten di belakang Jungwoo menggepalkan tangannya erat. Jungwoo ingin mendengus namun ia mengontrol emosinya. "Aku ada keperluan dengan Ten-ssi. Ngomong-ngomong, kau yang mengkonfirmasi jadwal Ten-ssi tanpa sepengtahuan agensi, itu juga termasuk melanggar perjanjian."

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴬᵐ·ᵇᶦᵍ·ᵘ·ᵒᵘˢ
Fiksi Penggemar(n) Having or expressing more than one possible meaning. [ Caswoo ― Luwoo ― Lujung ] and all side characters.