Doyoung menatap Jungwoo yang terbaring di kasur rumah sakit dan segera menghampiri pria manis itu ketika ia melihat gerakan dari Jungwoo, "Woo, Jungwoo?"
Jungwoo refleks mendudukan dirinya, "Hyung, Xuxi.. Xuxi bagaimana?" tanyanya panik.
"Tenang ya.. Kau baru sadar."
Jungwoo menumpahkan airmatanya dalam pelukan Doyoung, "Eomma.. Appa.. Xuxi bagaimana?"
"Tenang, hm? Kami juga belum mendapat kabar apapun dari keluarga Huang." sang Ibu membelai kepala Jungwoo dengan sayang.
Jungwoo terisak. Ia meremas selimut yang ia kenakan, "Xuxi berjanji untuk mengajakku ke Thailand bulan depan. Kenapa semuanya jadi begini."
Doyoung kembali memeluk Jungwoo, "Masih ada kemungkinan, Jungwoo."
Ayah Kim menarik Ibu Kim keluar dari kamar ketika mendapat panggilan dari keluarga Huang―memberikan lirikan kearah Doyoung sebagai izin untuk keluar kamar.
Doyoung mengangguk singkat masih mencoba menenangkan Jungwoo. Ruangan itu semakin hening, meninggalkan isakan Jungwoo yang menggema di dalam sana.
⠀
⠀
"Hun-ah, aku ingin memberitahukan kalau. ." helaan napas berat terdengar diujung sana. Membuat jantung Ayah Kim berdetak begitu cepat, ". . Xuxi tewas dalam kejadian itu. Jasadnya telah berada di rumah sakit, kami akan mengantar Xuxi ke peristirahatan terakhirnya besok siang."
"Kami akan segera kesana. Kami, akan langsung kesana." ucapan lantang Ayah Kim membuat sang istri menatapnya penasaran. Gelengan Ayah Kim sebagai tanda buruk membuat Ibu Kim menutup mulutnya terkejut.
Ayah Kim menelpon tangan kanannya untuk menyiapkan pesawat pribadi untuk keluarga terbang ke Thailand pagi itu juga.
⠀
⠀
Ayah Kim dan Ibu Kim kembali masuk ke ruang rawat. Ayah Kim kembali menggeleng ketika mendapat tatapan tanda tanya dari Doyoung.
Doyoung menghela napasnya dan menepuk-nepuk punggung Jungwoo, "Aigoo.."
"Appa.. Bagaimana Xuxi?" suara lirih Jungwoo membuat hati keluarga Kim teriris.
Ayah Kim menghela napas berat, "Maaf, Jungwoo. Xuxi.. Tewas dalam kecelakan tersebut."
Jungwoo seolah tak mendengar suara apapun lagi. Otaknya seolah tak bekerja dan tak ingin menerima informasi tersebut. Isakannya semakin kuat membuat Doyoung tambah panik.
"Hiks.. Appa, aku ingin kesana! Aku ingin melihat Xuxi!" Jungwoo berusaha turun dari ranjangnya.
Ayah Kim segera menghampiri Jungwoo dan memeluk erat anak bungsunya itu, "Iya, sayang. Kita kesana sekarang juga."
⠀
⠀
Jungwoo terlalu lelah menangis sampai tertidur dalam pesawat. Keluarga Kim masih terdiam, terlalu terkejut dengan kejadian ini.
"Aku tidak tau bagaimana Jungwoo nantinya. Xuxi adalah penopang terbesar dalam hidup Jungwoo." sahut Ibu Kim dalam pelukan Doyoung.
Semua memori ketika Jungwoo menceritakan tentang sosok Xuxi yang begitu sempurna di mata sang anak seolah terputar di otaknya.
Bagaimana Jungwoo bercerita kalau ia menyukai anak baru di kelasnya yang bernama Huang Xuxi, bagaimana Jungwoo bercerita kalau Xuxi memarahinya karena ia bertingkah gegabah ketika ia mengerjakan tugas sekolahnya..
Dan saat Jungwoo berlari kearahnya ketika pulang sekolah lalu berkata kalau Xuxi mengajaknya untuk berkencan.
Raut bahagia Jungwoo, senyuman riang Jungwoo, cebikan di bibir Jungwoo ketika ia kalah debat dengan Xuxi,
Semua itu.. Akan menjadi sebuah kesedihan bagi anaknya mulai sekarang―Jungwoonya yang tak bisa berjauhan dari sosok Xuxi.. Sekarang harus dipisahkan oleh dua alam yang berbeda.
⠀
⠀
۵ ۵ ۵

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴬᵐ·ᵇᶦᵍ·ᵘ·ᵒᵘˢ
Fanfiction(n) Having or expressing more than one possible meaning. [ Caswoo ― Luwoo ― Lujung ] and all side characters.