Jungwoo sudah masuk kerja seperti biasa. Ia sedikit kesal karena ada beberapa staff yang menyadari kalau dirinya dan Lucas sedang bertengkar. Sejak tadi ada saja staff yang membicarakan dirinya dengan Lucas.
"Win ge, bisakah kau handle yang ini? Aku akan ke ruangan sebentar." Winwin mengangguk, "Oke, woo."
Jungwoo memijat pelipisnya. Ia melebarkan matanya ketika menatap seseorang di lorong ruangan mereka, "Hyung?! Kapan kau datang?!"
Taeyong tertawa, "Semalam! Aku melewatkan lamaran Doyoung, jadi aku ingin memastikan kalau aku datang ke pernikahannya."
Jungwoo sempat menyerit sebentar sebelum kembali memasang raut terkejut, "Astaga! Minggu depan ya? Aku benar-benar melupakannya."
Taeyong menepuk bahu Jungwoo, "Jangan terlalu banyak pikiran, woo. Ikuti saja kata hatimu." seolah mengerti masalah Jungwoo, perkataan Taeyong sukses membuat Jungwoo terpaku.
⠀
۵
⠀
"Hyung, kau tak membahas soal pernikahanmu lagi. Serius, aku sempat melupakannya!" omel Jungwoo ketika masuk ke ruangan mereka.
Doyoung menghela napas, "Kau sedang memiliki masalah, woo. Aku tidak mungkin tiba-tiba bercerita hal yang menyenangkan sedangkan kau sedang begini."
"Hyung, ayolah. Aku juga ingin mendengarkan ceritamu. Kau selalu ada untuk ku, aku juga ingin selalu ada untukmu."
Doyoung terkekeh, "Mwoya? Apa kau terpentuk sesuatu sebelum sampai kemari?"
Jungwoo menggedik, "Entahlah."
⠀
۵
⠀
"Lucas! Sudah ku katakan untuk menungguku!" Jungwoo berdecak kesal.
Lucas hanya menoleh dan tertawa kecil, "Maaf, sayang. Ada sesuatu yang harus ku urus tadi."
Jungwoo duduk di sebelah Lucas dan menyandarkan kepalanya di bahu Lucas, "Doyoung hyung keterlaluan. Ia memberikanku banyak tugas."
"Apa sudah selesai? Kalau belum, selesaikan dulu agar kau tak di kejar-kejar oleh Doyoung-nim lagi."
Jungwoo terkekeh kecil, "Aku menyuruh Win ge untuk mengurus sebagian."
Lucas menjentikan jemarinya di dahi Jungwoo, "Aigoo." Jungwoo memanyunkan bibirnya, "Aku ingin tiduuuuur!"
"Kalau begitu cepat makan dan kembali ke apartment―"
⠀
⠀
"Lucas!"
Lamunan Lucas buyar akibat panggilan sepupunya itu. Ia tersentak kecil dan menatap Hendery, "Apa?"
"Apa yang kau pikirkan? Banyak model yang menunggu untuk di setujui pakaiannya."
Lucas menggelengkan kepalanya dan menatap model-model tersebut. "Semuanya sudah oke. Kalau ada ukuran yang kurang tepat bilang saja ke staff ku."
"Mr. Wong.."
Lucas menoleh menatap kearah staff yang membawa box besar itu, "Ya?"
"Ini.. Mr. Kim menitipkan ini." staff tersebut menaruh boxnya di hadapan Lucas.
"Mr. Kim..?" Lucas menyerit agak rancu yang mana Mr. Kim yang staff tersebut maksud. "Iya, Kim Jungwoo-nim."
Lucas tercekat sebelum mengangguk, "Terimakasih." ia menatap box itu sebentar sebelum mencoba membukanya.
Helaan napas Hendery terdengar. Ia menepuk bahu Lucas, "Kita semua sudah memperingatimu, benar?"
Lucas mengangguk dan tertawa lirih, "Ya.." ia kembali menutup box yang berisikan semua pakaian yang pernah ia berikan kepada Jungwoo itu.
⠀
۵
⠀
Lucas turun makan ke kantin karena tadi pagi ia belum sempat sarapan. Ia memilih menunya sebelum beranjak untuk memilih kursi.
Matanya terpaku kepada Jungwoo yang sedang berbincang dengan seseorang― setaunya pria berambut pink itu adalah Lee Taeyong. Dan jelas mereka juga bersama Doyoung.
Tak bisa Lucas pungkiri kalau ia memang merindukan pria itu. Semua tingkah polahnya yang memang membuat hari Lucas menjadi lebih berwarna.
Sejak kemarin ia terus berpikir apakah hubungan ini masih bisa berlanjut ketika ada kebohongan sebesar ini?
Apakah Jungwoo juga merasa nyaman dengannya sebagai Lucas bukan sebagai Xuxi?
Ia mengerti caranya salah sejak awal. Apakah ini memang sebuah karma untuknya?
⠀
⠀
۵ ۵ ۵
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴬᵐ·ᵇᶦᵍ·ᵘ·ᵒᵘˢ
Фанфик(n) Having or expressing more than one possible meaning. [ Caswoo ― Luwoo ― Lujung ] and all side characters.