"Presdir Fu? Kau yakin?"
Johnny mengangguk, "Hmm.. Aku jelas-jelas melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Aku yakin ada sesuatu."
Doyoung bersandar pada kursinya, "Apa ada rumor tersebar tentang presdir Fu?"
Johnny menggedik, "Aku selalu berada di studio 24 jam penuh. Kau pikir aku akan tau?"
"Ada apa?" Jungwoo yang baru masuk ruangan bertanya. Doyoung menggelengkan kepalanya, "Hanya bicara tentang presdir Fu."
"Eh? Presdir Fu? Kemarin ada rumor tersebar kalau ia hampir mengajak tidur anak pemasaran karena mabuk."
"Memaksa atau mengajak?" tanya Johnny.
Jungwoo mengusap tengkuknya, "Uh.. Memaksa. Wae?"
Johnny memijat pelipisnya, "Tak bisa kah kita mengeluarkannya dari salah satu pemegang saham? Dia sangat membuat buruk Nai'e."
"Tak semudah itu, John. Dia punya wewenang dan kekuasaan. Kita harus mendapat buktinya dulu.." sahut Doyoung. Jungwoo hanya menatap bingung keduanya.
"Woo, bisa tolong perhatikan Ten?"
Jungwoo tersentak kecil, "Ten ge?" Johnny mengangguk. "Pastikan dia jauh dari jangkauan presdir Fu."
"Serius, John. Apa kau tertarik padanya?" ucapan Doyoung membuat Johnny terdiam seketika.
⠀
۵
⠀
"Ten ge.."
Ten yang sedang duduk di ruang rias menoleh dengan raut bingung. Di panggil oleh Jungwoo seperti itu rasanya ia habis membuat kesalahan― serasa ingin di tegur, "Ya?"
Jungwoo menyodorkan bubble tea, "Winwin ge membeli ini kebanyakan."
"Oh.. Terimakasih." Ten mengangguk canggung.
Jungwoo menatap Winwin yang berada di luar ruangan. Winwin menggerakan tangannya seolah mengkode Jungwoo agar tetap mengajak Ten berbicara.
Jungwoo berdehem, "Uh.. Apa kegiatanmu setelah ini ge?"
Ten meminum bubble teanya dan menatap Jungwoo aneh, "Apa Taeyong menyuruhmu untuk berteman denganku?"
Jungwoo sedikit tersentak, "Aku memang sebenarnya ingin dekat dengan gege, jadi ya.. Seperti itu."
Ten tertawa, "Ya, baiklah. Jadwalku setelah ini hanya interview dengan salah satu media."
"Interview? Aku tidak mendengar akan ada model yang di interview hari ini?" Karena semua jadwal Jungwoo yang menyetujuinya.
"Ya, Presdir Fu yang menandatangani kerja sama itu."
⠀
۵
⠀
Jungwoo berjalan ke ruangan Doyoung dengan perasaan kesal kalau saja seseorang tidak menariknya dan membuatnya terkejut, "Ada apa?"
Jungwoo menghela napas, "Aku ingin ke ruangan Doyoung hyung. Kau ingin pulang?"
Lucas mengangguk, "Ya, tadinya aku menunggumu. Apa jadwalmu masih banyak?"
Jungwoo memasang raut berpikir, "Sepertinya sudah selesai. Aku hanya akan melihat Ten ge karena ada jadwal mendadak."
"Melihat? Kenapa tidak manager Ten saja?"
"Taeyong hyung sedang ke Amerika. Ku dengar dia mendapatkan pasien disana dan berencana untuk resign." Jungwoo menatap Lucas, "Kau tau Taeyong hyung 'kan?"
Lucas mengangguk sembari merapihkan rambut kecil Jungwoo, "Tau. Hendery bilang dia kekasih Jeong Jaehyun. Lulusan psikologi dan sempat menangani kesehatan mental dari agensi."
"Benar. Tapi, nampaknya ia akan mulai sibuk di Amerika mulai sekarang. Jadi ku rasa aku akan meminta Doyoung hyung untuk mencarikan manager baru untuknya― kau pulang duluan saja."
Lucas mengangguk, "Hubungi aku kalau ada apa-apa." Lucas mengecup kening Jungwoo sekilas sebelum beranjak dari sana.
"Mwoya??" Jungwoo menoleh cepat kearah Doyoung yang sedang menatapnya dengan tatapan tak percaya di lorong.
"Hyung.."
⠀
⠀
۵ ۵ ۵
[] Aku bingung antara mau lanjut atau hiatusin cerita ini karena..... Kalian emang siap di sakitin sama book ini pas keadaan lagi begini? :')

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴬᵐ·ᵇᶦᵍ·ᵘ·ᵒᵘˢ
Fiksi Penggemar(n) Having or expressing more than one possible meaning. [ Caswoo ― Luwoo ― Lujung ] and all side characters.