Doyoung menatap Jungwoo curiga. Sejak tadi Jungwoo nampak tak nyaman duduk― ia juga memakai pakaian kerah tinggi yang membuatnya berpakaian sangat formal. Sungguh bukan pakaian yang Jungwoo kenakan setiap hari.
Suara derap langkah membuat Doyoung mengalihkan pandangannya ke pintu― Johnny? "Ada apa? Tumben sekali kau kemari." ucapnya bingung.
Johnny langsung menghampiri meja Jungwoo, "Kau tak apa?" Jungwoo tersentak kecil, "A―apa? Tentu saja."
"Presdir Fu mengirim pesan aneh semalam. Aku yakin seharusnya 3 dari kita ada yang terluka dan aku bersama Ten semalaman, ia aman. Kau yakin kau tak apa?" sial. Jungwoo baru ingat pesan dari presdir Fu yang ia terima tadi malam.
Doyoung berdiri dan menyilangkan tangannya di dada, "Tunggu― kau bersama Ten semalaman?"
Johnny terbatuk kecil, "Bukan itu intinya!" ia kembali menatap Jungwoo yang nampak termenung, "Kau benar-benar tak apa?"
Doyoung kembali menatap Jungwoo― ia menutup mulutnya dan memasang raut terkejut, "Jangan bilang―"
Johnny langsung menatap Doyoung, "Apa?"
"Kau di lecehkan oleh presdir Fu?!" Jungwoo langsung menggeleng cepat, "Aniya!"
Doyoung yang tak percaya berjalan mendekati Jungwoo dan menarik kerahnya. Bite mark yang berada disana sukses membuat Johnny dan Doyoung terkejut, "Apa kau di ancam oleh presdir Fu?"
Doyoung menggertakan giginya, "Biar aku menghajar pria itu! Sia―"
"Tidak! Tidak! Ini.. Uh.. Presdir Fu nampaknya menaruh obat perangsang di minuman yang seharusnya di minum oleh Ten ge." Jungwoo menunduk tak berani menatap kedua hyungnya.
Johnny membuka mulutnya terkejut, "Lalu ini..?"
Jungwoo semakin merunduk dengan telinga dan pipi memerah, "Ini.. Lucas membantuku semala―"
"APA?!" Doyoung dan Johnny berteriak serempak membuat Jungwoo terkejut.
"Ada apa?" Yuta yang baru masuk sedikit terkejut mendengar teriakan dua sahabatnya.
Mereka dengan cepat menoleh, "Sejak kapan kau ke Korea?" ujar Johnny.
Yuta menggedik, "Winwin bilang ada masalah disini. Jadi aku kemari.. Lagipula, perusahaan Jepang sudah stabil."
Doyoung tersedak salivanya, "Kau benar-benar serius dengan Winwin?"
Yuta tertawa dengan santai dan berjalan masuk dengan tangan di saku celananya. Setelah dekat ia mengeluarkan tangan kanannya― memamerkan cincin yang berada di jari manisnya, "KAU―" Doyoung memegang kepalanya, "Astaga.. Kenapa semua ini seolah terjadi dengan sangat cepat."
"Damn. Kau bahkan melangkahi kelinci ini?" Johnny berujar tak percaya. Doyoung memukul bahu Johnny, "Siapa yang kau bilang kelinci!"
Johnny menggedik dan beranjak untuk duduk di sofa, "Kau tentu saja."
Yuta tertawa santai dan duduk di hadapan Johnny, "Jadi.. Ada apa?"
Doyoung segera menghampiri mereka, "Kita harus mulai penyelidikan presdir Fu."
Yuta menyerit, "Apa? Kenapa? Dia terlihat baik."
Johnny memutar bolamatanya, "Semua orang jahat tak ada yang terlihat jahat, Yuta." Yuta menggedik, "Well, benar juga."
"Dia melecehkan Ten dan memberinya obat perangsang. Namun Jungwoo yang terkena obat itu." Doyoung menjelaskan.
Yuta mendelik, "Apa? Sialan. Jungwoo kau tak apa?" ia menatap Jungwoo yang mengangguk canggung di meja kerjanya.
"Lucas membantunya―"
"APA?!" refleks Yuta berteriak, "Sejak kapan..?" Yuta menatap mereka semua bergantian.
Doyoung dan Johnny menggedikan bahunya tak tahu. Membuat Yuta menatap Jungwoo seolah memberi kode untuk menjawabnya.
Jungwoo menegup salivanya, "Uh.. Belum lama."
"Dan kau menerimanya karena..?" Johnny memukul Yuta agar ia tak melanjutkan ucapannya.
Jungwoo meremas tangannya, "Ya.. Seperti itu." mereka bertiga menghela napas.
Yuta menatap Jungwoo, "Woo, kau tau konsekuensi yang harus kau terima dari semua ini?"
Jungwoo mengangguk kaku, "Ya, hyung.. Maafkan aku."
Johnny menegakan tubuhnya, "Jangan minta maaf pada kami. Minta maaflah pada Lucas."
⠀
⠀
۵ ۵ ۵
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴬᵐ·ᵇᶦᵍ·ᵘ·ᵒᵘˢ
Fanfiction(n) Having or expressing more than one possible meaning. [ Caswoo ― Luwoo ― Lujung ] and all side characters.