35. Let's End This

1.4K 195 87
                                    

Hi.. sebelum lanjut baca aku boleh curhat dikit, ya. Aku sempet takut mau klik publish karena ah, emang masi ada yang mau baca anakku ini (read: Mind Sync) :" Tapi kalian baik2 banget. Makasih banyak, ya 😢

Yaudah tanpa berlama2 lagi, AYEY, YUK LANJUT ❤

Yaudah tanpa berlama2 lagi, AYEY, YUK LANJUT ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seumur-umur, baru ini rasanya aku merasa dendam pada seseorang sampai rasanya kepalaku sakit memikirkan cara balas dendam apa yang bisa membuat mereka merasa jera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seumur-umur, baru ini rasanya aku merasa dendam pada seseorang sampai rasanya kepalaku sakit memikirkan cara balas dendam apa yang bisa membuat mereka merasa jera. Untuk pertama kalinya seorang Song Jian, yang hampir 12 tahun bersekolah ini mendapat tuduhan yang aku sendiri merasa sangat malu untuk menyebutkannya. Apa katanya? Mencuri? Memikirkannya saja membuat kepalaku hampir meledak.

"Ah, aku capek."

Langkah kakiku gontai ketika akhirnya aku hampir sampai ke rumah. Syukurlah aku pulang dari acara perkemahan absurd itu dengan nyawa yang masih menyatu dengan raga. Setelah apa yang menimpaku selama beberapa hari ini, bukankah pulang ke rumah dalam keadaan selamat merupakan sebuah mukjizat? Aku tidak henti-hentinya mengucap syukur akan hal ini. Sebab membayangkan diriku kembali lagi ke tempat uji nyali waktu itu saja membuat bulu kudukku meremang. Kenapa aku tiba-tiba merasa kedinginan dan merinding?

Apakah ada arwah para leluhur yang mengikutiku sampai ke Seoul?

Astaga... Sepertinya aku benar-benar dalam keadaan lelah. Bagaimana bisa pemikiran semacam itu terbersit di kepalaku. Aku lantas menggelengkan kepala dan menepuk pipiku dengan kuat. Berharap ada sedikit tenaga tersisa sampai nanti aku mandi dan bersiap untuk tidur. Karena ini adalah pukul 5 sore, dan besok adalah hari Senin. Membayangkannya saja rasanya tubuhku ingin berpindah-pindah posisi sanking capeknya.

"Aku pulang."

Aku membuka pintu rumah lalu masuk dan membuka sepatu. Dari tempatku berdiri dapat terdengar suara televisi yang menyala di ruang tengah. Itu pasti Kak Mino, karena aku sama sekali tidak melihat keberadaan mobil Ibu di luar.

"Adik jelek, gimana acara kemahan kamu?" sahut Kak Mino dari dalam.

Aku menyeret langkahku menuju tangga. Rasanya seperti ada batu seberat puluhan ton yang diikat di kedua kakiku saat hendak melangkah menuju kamar. "Yah... lumayan... seru iya... ngeri iya..." jawabku. Tidak hanya badanku saja ternyata yang merasa lesu, bahkan nada bicaraku pun demikian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang