0.5 The first move

4.9K 795 58
                                    

Knock-knock?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Knock-knock?

Apa kalian bisa mencerna kejadian yang terjadi padaku tadi? Musuh bebuyutanku, Choi Hyunsuk, membelikan aku obat. Apakah kewarasannya sudah kembali? Apa kemarin saat hujan kepalanya tersambar petir? Semoga saja iya, karena dengan begitu artinya Hyunsuk akan berhenti menyengsarakan aku.

Suah dan aku kini tengah makan siang. Aku bisa makan dengan tangan kiriku dengan mudah, thanks to chopstick. Sudah kuceritakan soal tadi pada Suah. Tebak apa reaksi gadis itu? Matanya sampai membelo dengan diameter yang tak wajar. Hampir saja bola matanya keluar.

Dari meja makanku sekarang, aku bisa melihat kumpulan geng Silver itu tengah bersenda gurau sambil menikmati makan siang mereka. Dalam posisi bengong dan cuma menggigiti ujung sumpit makanku dan satu tangan menopang dagu, mataku tak bisa lepas dari sosok pemuda itu. Ya... si Boncel. Aku tengah terang-terangan memperhatikan Choi Hyunsuk. Meskipun ada Noa, Junkyu, Byounggon, Jihoon, dan Raesung. Perhatianku cuma terpusat pada sosok pemuda paling aneh sejagat raya yang pernah kutemui itu.

"Udah kali... ntar bolong kepala si Hyunsuk kalo diliatin begitu."

Suara Suah membuyarkan pandangan mata. Aku mencibir dan kembali melahap sisa makan siang yang ada di tray-ku ogah-ogahan.

"Abis ini pelajaran apasih?" tanyaku sambil menyuapi nasi ke mulutku dengan gerakan lemot bagaikan kukang.

"Kosonglah, besok juga kosong."

"Hah? Serius?"

"Yaiya, kan tiga hari lagi turnamen sama festival. Guru-guru sama murid kelas sepuluh, sebelas, sama dua belas pada sibuk. Besok kita seharian juga sibuk."

"Ohiya, lupa, bodohnya." rutukku sambil menepuk dahi. "Kau udah daftar lomba belum? Yedam bilang gak wajib daftar 'kan?"

"Belum, sih. Tapi dari kemaren dia udah nagih-nagih nyuruh aku ikut lomba kreasi biskuit atau apalah itu namanya." Suah menyengir. Aku juga ikutan nyengir.

"Lagian kita ngehias kelas aja 'kan udah cape. Belum lagi besok pas festivalnya, pas hari lomba kita kudu jadi supporter kelas. Aku mana bisa jadi supporter kelas Hyunsuk." sungutku. Kuharap ulang tahun sekolah akan diundur saja. Toh sudah dua tahun acaranya begitu-begitu saja. Aku dan Suah tetap jadi perangkat kelas yang mengerjakan tugas kami masing-masing, lalu datang ke pesta berdua. Dan pulang. Lalu besoknya sekolah.

"Untung ada Yedam, dia udah bagiin tugas buat festival. Kemaren 'kan kita udah nentuin tema buat kelas kita apa."

"Lah itu orangnya."

"Ekhm." suara dehaman pemuda yang tengah kami bicarakan terdengar tepat di sebelah kami. Aku mendongak untuk menatap Yedam yang datang dengan seragam maha rapihnya dan sebuah buku catatan yang selalu ia bawa kemana-mana. Itu adalah agenda paling berharga di dunia baginya.

"Eh, Dam. Kenapa?" tanya Suah.

"Moon Suah? Kau janji bakalan ikut lomba yang aku bilang kemarin 'kan?"

Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang