0.1 Before the war

13.2K 1.1K 175
                                    

Perhatian!⛔

Sebelum mulai baca harap notice beberapa hal! Ini dibuat supaya nggak membingungkan kalian.

I.) Mungkin bagi kalian yang pernah baca cerita ini dan ngerasa ada perbedaan, bener, cerita ini di-rewrite dengan bahasa yang lebih santai.

II.) Trigger warning in some parts because of bullying scene.

V.) Harsh words like most likely to be found in here.

VI.) Enjoy reading!😀


Hari itu adalah siang yang cerah, siang yang penuh suka cita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu adalah siang yang cerah, siang yang penuh suka cita. Siang yang seperti biasanya kulalui dengan damai dan tenang seperti biasanya.

Seperti biasa aku duduk bersama teman di kantin sambil menyantap makan siang.

Seperti biasa aku dan temanku membahas soal pelajaran dan apa kegiatan yang akan kita lakukan pulang sekolah nanti dilanjutkan dengan segala ocehanku tentang betapa tampannya Kim Seunghun hari ini ketika bermain sepak bola.

Seperti biasa aku dan temanku harus menahan kebisingan yang ditimbulkan oleh segerombolan berandalan sekolah yang menyebut diri mereka Silver Squad.

Tapi semuanya berubah saat sebuah ketidaksengajaan yang bodoh terjadi antara aku dan seorang pemuda terpendek di dalam grup berandalan itu.

Aku dan Suah sedang bercerita tentang bagaimana liburan musim dingin kami berlangsung. Dia menceritakan kalau dia bermain ice skating dan merobek celana bagian pantatnya saat dirinya menyusruk ke luar lapangan es itu.

Aku tertawa terbahak-bahak mendengar kisah memalukan yang baru saja dilontarkan temanku itu. Dan kusadari kalau sanking kuatnya tawaku membuat beberapa orang menoleh ke arahku dan Suah. Aku pun mengedarkan pandangan dan mendapati gerombolan berandalan Silver itu tengah melayangkan tatapan mereka padaku.

Aku tidak mengindahkan tatapan mereka dan kembali mendengarkan cerita yang baru saja akan dilanjutkan oleh Suah.

Akan tetapi, Suah tidak kunjung melanjutkan cerita tentang liburan musim dinginnya. Membuatku merasa bingung saat ia kini malah mengarahkan tatapannya tepat pada saat salah seorang berandalan Silver itu berjalan menghampiri meja makan kami.

"Lagi pada ngetawain apasih? Mau denger juga dong."

Suara itu tepat berada di belakang kursi yang aku duduki. Aku mendapati betapa bulatnya mata Suah saat menyadari kalau pemuda itu kini dengan santai meletakkan bokongnya di atas meja makan, tepat di sebelahku. Aku mengernyitkan dahi dan mendongak untuk melihat wajah pemuda yang kini dengan penuh sengaja pula mencomoti isi nampan makan siangku.

Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang