Siap-siap baverr„„„
Mataku tak bisa sinkron dengan isi kepala ketika mendapati sesosok laki-laki dengan hoodie hitam tengah berdiri di luar pagar rumahku sendirian. Ini bukan halusinasi. Aku pun menggeleng dan langsung menyambar jaketku sebelum keluar dari dalam kamar memakai pakaian tidur dan celana pendek---bodo amatlah. Pemuda itu tengah kehujanan aku tidak sempat lagi mengganti pakaianku.
Aku lalu turun ke lantai bawah secepat mungkin. Sambil berharap-harap cemas langkah kakiku tidak membangunkan Ibu maupun Kak Mino yang sudah terlelap.
Tanganku menyambar sebuah payung sebelum membuka kunci pintu depan rumahku. Sepelan mungkin aku melakukannya sampai tak sadar kalau sejak tadi aku tengah menahan nafas karena tegang takut ketahuan.
Rasanya seperti mau maling di rumah sendiri saja...
Begitu pintu rumah terbuka, aku membuka payungku lalu bergegas menuju pagar. Mata Hyunsuk menatap balik aku yang terkejut sekaligus panik melihat sosoknya yang sungguhan berada di luar sana. Entah ekspresi macam apa yang dia buat sekarang, dan entah niat apa yang ada di dalam kepalanya, yang jelas tanpa ba-bi-bu aku membukakan pintu pagar dan keluar agar dapat memayunginya. Jam setengah sebelas malam dia datang ke rumahku... buat apa?
"Kau itu lagi ngapain hampir tengah malem gini ujan-ujanan di depan rumah orang?!" tanpa sadar, aku malah mengeluarkan bentakan yang sama sekali tidak kuniati untuk membuat ekspresi wajah Hyunsuk nampak kian tak bernyawa. Wajahnya---astaga---melihat luka-luka yang ada di sudut mata, bibir, dan pipinya mendadak membuatku iba. Terutama jika mengingat dari cerita Raesung dari mana luka-luka ini dia dapatkan.
"Aku kabur dari rumah."
APA?!
"Gatau mau kemana," Hyunsuk melanjutkan dengan nada lirih. Tenggorokanku mendadak tercekat.
Lantas aku harus apa... "Tadi yang nganterin siapa?"
"Jihoon yang nganterin."
"Terus kenapa gak ke rumah Jihoon?" aku otomatis mengeluarkan kalimat interogasi untuknya. Masih ada ratusan pertanyaan lain yang ada di kepalaku saat ini untuk kulontarkan pada Hyunsuk.
"Kalo ke rumah temenku bukan kabur dari rumah namanya."
Haaaahhh... Aku memijat pelipisku. Menghela nafas berat, seberat-beratnya. Seakan bahuku tengah memikul beban seluruh umat manusia yang ada di muka bumi.
Ketika angin bertiup, sensasi menggigil laun menyelimuti sekujur tubuhku. Rasanya aku sudah tidak tahan berada di luar sini, sampai tidak tahu lagi mau mengatakan apa pada Hyunsuk yang berdiri di hadapanku, otakku ikutan beku.
Mataku lalu terkunci memperhatikan Hyunsuk. Entah kenapa untuk beberapa alasan pemuda itu nampak begitu ringkih sekarang. Aku saja sudah menggigil kedinginan, bagaimana pula dengan dia yang sudah kehujanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]
FanficDunia itu terlalu baik ngebiarin seseorang yang namanya Choi Hyunsuk hidup dan menghirup udara dunia yang sama denganku. note: - baku 90% - harsh words - silverboys in the house! 310119 - 1st #silverboys - 8th #hyunsuk 210219 - 1st #m...