22 Breathless

4.3K 760 134
                                    

Satu hal yang terlintas di kepalaku saat ini; aku merasa aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu hal yang terlintas di kepalaku saat ini; aku merasa aneh. Memang ini bukan pertama kalinya aku berada berdua bersama dengan Hyunsuk, dan fakta ini membuatku sadar kalau kami juga selalu berada dalam situasi yang berbeda. Dan semua situasi itu sama sekali tidak bisa aku duga.

Seperti sekarang, bersamaan dengan langkah kakiku menuju ruang televisi, Hyunsuk keluar dari dalam kamar pemilik rumah dengan mata sayu dan sebuah kantong plastik di tangannya. Aku lalu duduk di atas permadani berniat menyiapkan makan malam untuk Hyunsuk. Sementara kini pemuda itu duduk di atas sofa dan mulai meringkuk sambil berulang kali mengeluarkan suara batuk.

Melihat betapa tidak bertenaganya ia sekarang, aku merasa buruk karena sempat meragukan perkataan Jihoon yang mengatakan kalau pemuda di sebelahku ini dalam keadaan sakit.

"Kalo Jihoon gak maksa buat dateng kau ga bakal ke sini, ya?" Hyunsuk berbicara dengan suara sengaunya. Aku yang masih menata makan malam di atas meja pun dapat merasakan tatapan pemuda itu terarah padaku.

"Memang aku gak mau dateng. Lagian lusa kau udah masuk sekolah."

"Baiklah, karna udah ada Jian aku jadi bisa lebih banyak bermalas-malasan."

"Apa?" spontan aku menoleh ke arahnya yang kini tersenyum padaku hingga matanya hanya terlihat seperti dua garis lurus. Mau mati di tanganku, ya dia?

"Beli makanan apa tadi sama Jihoon?" Hyunsuk tidak mengindahkanku, melainkan dia yang tadinya duduk di atas sofa pun ikut duduk di atas permadani. Pemuda itu pun duduk menekuk lututnya dan bersikap anteng tidak seperti biasa. Saat menoleh ke arahnya, baru aku menyadari kalau ia memakai sebuah sandal tidur kekanakan berbentuk hiu di kakinya. Mana ada orang yang bakal percaya kalau dia itu seorang berandalan sekolah jika melihat penampilannya sekarang.

"Beli sup ayam. Makan nih." kataku sambil menyodorkan mangkuk makanannya.

Dia menggeleng tanpa berpikir dua kali, lalu terbatuk lagi.

"Jihoon bilang kau bahkan gak makan siang."

Dia mengangguk, kemudian menyandarkan punggungnya pada sofa dan kembali meringkuk memeluk kedua lututnya.

"Choi Hyunsuk..."

Aku menghela nafas lalu menggeser posisi duduk menghadap ke arah pemuda hampir tak bernyawa itu. Kusibakkan poni Hyunsuk lalu menempelkan punggung tanganku pada dahinya.

Fakta bahwa ia benar-benar panas membuat aku tertegun.

Aku lalu melepas tanganku dari kening Hyunsuk yang masih bersandar dengan lemas lalu matanya menatapku dan membuka mulut.

"Suapin."

Apa-apaan? "Nggak, ih!" protesku lalu langsung meletakkan sebuah sendok di atas telapak tangannya dan membuat dia menggenggam sendok itu. "Makan sendiri, gausah lebay gitu deh."

Kemudian dia mencibir pelan, "Apa nih, percuma kau dateng ke sini tapi aku makan masi pake tangan sendiri."

Sempat-sempatnya menggerutu. Untung lagi sakit. Dia membuatku membatin dengan dongkol sambil memperhatikannya yang kini mulai berusaha duduk dengan tegak mendekati makan malamnya di atas meja. Begitu dia menelan suapan pertama, aku masih menahan rasa geram seraya melayangkan tatapan padanya.

Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang