0.2 Burning flames

5.9K 903 75
                                    

Ketika hari baru datang, tentu saja masalah baru akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika hari baru datang, tentu saja masalah baru akan datang. Kenapa sih pagi hariku harus seburuk ini? Kenapa pagi-pagi harus turun hujan dan bukannya menyambutku dengan cahaya matahari yang cerah? Belum lagi pelajaran pertama adalah sejarah. Astaga, apakah ini yang dinamakan cobaan hidup?

Sambil terus menggerutu, aku membawa langkahku dengan cepat memasuki area sekolah. Udara dingin membuatku semakin giat merutuki pagiku ini.

"Jian!" Suah melambaikan tangannya di depan pintu kelas. Melihatnya menyambutku seperti itu, semangatku bertambah dan rasanya ingin cepat-cepat menghampirinya dan tertawa bersamanya tentang hal apapun itu. Aku pun berlari kecil ke arahnya sambil melipat payung begitu aku terhindar dari hujan.

"Haiiiiii, Moooooon Suah!"

"Udah sarapan?" tanya Suah seraya menggandeng lenganku. Aku menjawabnya dengan gelengan kepala. "Ayo, sarapan denganku." aku pun mengikuti langkah Suah ke meja tempat kami duduk. Di sana, aku langsung di sambut oleh kehadiran Hyunsuk dan kawan-kawan. Tidak heran kenapa dia ada di kelasku, sebab aku sekelas dengan temannya, si tengil Junkyu dan Raesung.

Sebuah keajaiban bukan? Pagi yang benar-benar menyiksa kini sudah berada di depan mata. Aku pun memilih duduk saat sudah sampai ke kursiku dan mengabaikan kehadiran Hyunsuk dkk yang berada tepat di belakang.

"Sebentar lagi 'kan ada pertandingan antar kelas, kita mana bisa satu tim." ucap Raesung.

Sambil menyantap sarapan berdua, entah kenapa telingaku tidak bisa auto tuli kalau mendengar para berandalan itu berbicara.

"Seenggaknya aku aman karena ada Seunghun, Byounggon, dan Jihoon di kelasku. Noa akan ikut pertandingan basket, mungkin Byounggon juga akan ikut keduanya." ini suara Hyunsuk yang kudengar.

"Kurasa aku hanya akan mengikuti pertandingan sepak bola." ujar Junkyu.

Aku masih santai menyantap sarapanku berdua dengan Suah, tidak ada tanda-tanda kalau Hyunsuk akan mengganggu pagiku yang mulai sedikit tentram.

"Bagaimana denganmu, Song Jian? Apa kau akan ikut perlombaan antar kelas?"

Dan kurasa doaku tidak akan pernah di dengar oleh Tuhan sebab baru saja Hyunsuk mengajakku bicara dengan gamblang seakaan-akan kami adalah teman.

Apa pedulimu, keparat? Makiku dalam hati, memutuskan untuk mengabaikannya. Aku kembali mengunyah sarapanku dan bercerita dengan Suah yang mulai memasang ekspresi ketat di wajahnya.

Pagi itu, Hyunsuk pergi begitu saja setelah mendengar bel masuk berbunyi. Semoga saja tidak ada rencana apapun di dalam otak kriminalnya mengingat aku telah mengabaikan pemuda itu.

 Semoga saja tidak ada rencana apapun di dalam otak kriminalnya mengingat aku telah mengabaikan pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang