26 Fear

5.7K 762 340
                                    

Hai! Aku kembali dengan chapter baru, sorry for the wait T_T Kali ini masih pake pov orang ketiga, karna aku mau jabarin banyak hal terutama soal Hyunsuk ^___^

Aku nulis 6k words, jadi otomatis chapter ini panjang bgt, jangan minta double update yaaa :')










Aku nulis 6k words, jadi otomatis chapter ini panjang bgt, jangan minta double update yaaa :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy reading!








3rd's POV

Hari Sabtu di kalender Jian saat ini mendadak menjadi hari yang begitu bersejarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari Sabtu di kalender Jian saat ini mendadak menjadi hari yang begitu bersejarah. Enam jam telah berlalu setelah gadis itu menyadari bahwa dirinya dan Hyunsuk telah melakukan hal tak senonoh di perpustakaan. Dalam hati dia terus merutuki diri sendiri sembari berharap Tuhan dapat mengubur dirinya hidup-hidup sampai inti bumi ketika kepalanya mereka ulang kejadian yang masih terasa sangat jelas itu. Karena sehabis ini, mungkin dia sama sekali tidak tahu bagaimana cara agar bersikap normal di depan Hyunsuk.

Apalagi saat di kelas Suah sempat mencurigai tingkahnya yang terus memasang tampang seakan-akan ingin hidupnya diakhiri detik itu juga daripada harus bertatap muka lagi dengan Hyunsuk.

Satu masalah gadis itu saat ini karena dia tidak yakin dengan apa yang akan dilakukan oleh pemuda itu nantinya. Siapa yang tahu apa Hyunsuk akan membagikan ceritanya dan Jian tadi di perpustakaan kepada teman se-gengnya atau tidak? Dalam kepalanya saat ini, Jian bahkan bisa membayangkan senyuman menyebalkan Hyunsuk yang nampak bangga dengan pencapaian yang baru saja ia raih.

Akan tetapi, utuk sebuah ciuman pertama, gadis itu sama sekali tidak menyesalinya.

Jian menghela nafas sembari menatap langit-langit kamar. Dia baru saja selesai mandi dan berbaring di atas kasur untuk mendinginkan kepala.

Pikirannya kali ini tidak bisa berhenti memutar ulang kejadian siang itu. Satu yang paling ia ingat adalah, bagaimana Hyunsuk menuntun pelan ia yang sama sekali tidak tahu bagaimana caranya berciuman. Sempat terpikir olehnya bagaimana bisa Hyunsuk sangat handal dalam hal itu... Keningnya menjadi berkerut dalam karena entah kenapa pertanyaan semacam ini terbersit secara tiba-tiba.

Mind Sync • hyunsuk [Rewriting]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang