Prologue.

7.8K 453 11
                                    

Xiao Zhan tengah memijat pelipisnya, ia sama sekali tak menyangka adik angkat yang sekaligus menjabat sebagai General Manager di Xiao Studios milik ayahnya tiba-tiba bertandang ke Inggris, berawal dari polemik di kalangan internal perusahaan hingga masalah kompetitor yang sangat ingin mengambil alih saham perusahaan Xiao sepenuhnya, mengharuskan Simon membawa Zhan kembali ke Hangzhou.

"Ayolah... Sekali ini saja kau berbuat sesuatu demi keluarga kita, Zhan... Aku memohon dengan sangat padamu" Simon mengekor kemana pun Zhan berjalan.

Zhan masih enggan mengambil keputusan, ia tak menyangka ayahnya akan menjadikannya alat tukar untuk keberlangsungan bisnis, pak tua itu sudah gila! -setidaknya itulah yang ada dibenak Zhan.

"Bukankah kau pintar? Kenapa justru aku yang harus turun tangan, berapa kali aku bilang padamu, dan ayah, kalau aku tak ingin ikut campur dalam bisnis ini" Zhan mendengus sinis.

Simon menghela nafas, "Ge... Begini, saham kita anjlok hampir 75 persen dan tak ada yang mau berinvestasi dengan XiaoStudios secara cuma-cuma, terlebih kesalahan produk yang baru saja kami alami dan masih dicoba untuk menyelesaikan semua masalah yang ada, lalu ayah bertemu seseorang dan..."

"Menjualku padanya? Benar, kan?" potong Zhan.

Simon mengusap kasar wajahnya, "Astagaa... Bisakah kau mendengarkan perkataanku dulu. Jadi, orang ini mau memback-up seluruh kekurangan perusahaan kita dengan syarat dia harus menikahimu, hanya diatas kertas Ge... Diatas kertas, pikirkanlah" bujuk Simon.

Zhan menghempaskan bokongnya disofa, "Kau tau apa alasanku pindah ke Inggris dan melanjutkan studiku disini? Menyerahkan segala urusan perusahaan padamu, bersikap seolah semua baik-baik saja?"

Simon menggeleng.

"Sweetheart, come here..." panggil Xiao Zhan.

Simon terperangah tak percaya, sejak kapan Zhan menutupi kejadian ini dari keluarga besarnya, ia bahkan tak tau sama sekali mengenai kondisi Zhan saat itu, dan lihatlah pangeran kecil yang berdiri tepat didepan Simon, wajahnya persis seperti Zhan tapi terlihat lebih tampan daripada cantik.

"Ni hao... Uncle Simon" anak kecil itu melambai pada Simon, ia lantas mengalihkan perhatiannya pada Zhan. "Papa, is this your didi?" tanya malaikat kecil Zhan polos.

Zhan mengangguk padanya, lalu memerintahkan agar malaikat kecilnya itu duduk dipangkuannya.

"Zhan, kau... Dia? Dimana mamanya? Dimana istrimu?" Simon gelagapan.

Zhan tersenyum, "Kami hanya berdua"

"Where is your mama, lil boy?" Simon akhirnya memutuskan bertanya pada anak itu.

"This" anak lelaki itu lantas menunjuk Zhan. Membuat mata Simon membola.

"Wait a minute... Zhan are you kidding me? It's not funny at all..." Simon menjerit frustasi.

"Aku orang tua tunggalnya, jadi aku papa sekaligus mama bagi anak ini, kenapa?" sahut Zhan datar.

Simon hampir terkena serangan jantung, bagaimana bisa ia membawa Zhan pulang sementara posisinya sudah memiliki anak dan akan dinikahkan dengan orang lain, astagaa...

"Zhan, selain masalah perusahaan ini akan berdampak pada masalah internal keluarga, apa kau gila? Kenapa kau menyembunyikan fakta ini begitu lama, siapa wanita yang sudah kau hamili, hah? Katakan padaku" seru Simon datar.

Zhan sontak menutup kedua telinga anaknya, "Hei, jaga kata-katamu. Anakku masih disini"

Simon tersenyum kikuk, lalu meminta maaf. "Kau berhutang penjelasan padaku"

"Aku tahu"

"Papa, bisa lepaskan aku, aku ingin bermain dikamar, i miss Mr.leon so bad" rengkek sang anak membuat Zhan mau tak mau melepaskannya.

Sepeninggal putera kecilnya, Zhan lantas diserang pertanyaan bertubi-tubi dari Simon. Meski berat Simon harus tetap membawa Zhan kembali dengan segala konsekuensi yang ada, walau awan badai sudah terlihat jelas, tapi apalah daya Simon tak punya pilihan lain.

............

"Lalu bagaimana keadaanmu? Kau benar-benar akan pindah ke Hangzhou?" suara diseberang sana terdengar khawatir.

"Hmm... Apa professor masih memiliki rekam medikku?" tanya Zhan.

"Ya, ayah masih memilikinya, aku juga punya salinannya, apa kau memerlukannya sekarang?" tanya orang itu lagi.

"Simpan saja, nanti suatu saat akan aku ambil, dan sampaikan salamku pada ayahmu, aku akan segera bergabung di departemennya nanti setelah kepindahanku" Zhan tersenyum sekilas saat mengucapkannya.

"Baiklah, bawa keponakanku saat kau berkunjung ok? Aku ingin sekali melihatnya"

"Siapkan hadiah untuknya, hanhan... Aku tutup dulu, selamat bertugas" Zhan menutup sambungan lebih dulu.

Simon hanya mengintip dicelah pintu, ia tak tau pasti apa yang Zhan bicarakan tapi Simon merasa Zhan sudah memiliki rencananya tersendiri, ia bisa apa selain membantu kebahagiaan Zhan.

Simon berusaha memberikan penjelasan pada Tuan Xiao setibanya nanti di Hangzhou, berharap pak tua kolot itu mampu mengerti keadaan anaknya, sementara Xiao Zhan akan ia ungsikan di apartemen pribadi miliknya sebelum dibawa ke kediaman utama.



Siapa tak mengenal Tuan muda Wang, ia adalah pemilik anak perusahaan Wang, relasi bisnisnya bukan main-main. Banyak kolega senior menaruh hati pada putera tunggal Wang Yizhou ini, tapi sangat sulit untuk mendapatkan hatinya.

Yibo terkenal akan ambisi dan kecintaannya terhadap fasion, hingga melebarkan kancah bisnis ke area tersebut, membuat sebuah brand dengan konsep yang sangat bertolak belakang pada kepribadiannya. Keputusannya empat tahun lalu untuk membuat brand ini bukanlah tanpa sebab, Yibo hanya ingin menunjukkan pada dunia bahwa brand yang ia usung menginterpretasikan rasa cintanya. Berharap suatu saat orang terkasihnya itu kembali ke pelukannya.

Wang Group memiliki bisnis diberbagai lapisan, mulai dari manufacturing, farmasi (yang bekerja sama dengan Zhoupharmacy), furniture serta fashion dan masih banyak lagi bisnis minor dibawah anak perusahaan terbesar kedua seantero Tiongkok itu.

"Jadi?" Zhoucheng menggantungkan kalimatnya, ia sedang membaca perubahan ekspresi dari Yibo.

"Aku akan membuatnya kembali padaku tak peduli bagaimanapun caranya"

"Lalu ayahmu?" Zhoucheng masih berusaha bersikap rasional. Ia bukannya tak mendukung Yibo hanya saja Zhoucheng terlalu malas jika harua dihadapkan dengan pertengkaran ayah dan anak itu.

"Dia tak bisa terus mengaturku, apakah belum cukup baginya untuk menjauhkanku dari Zhan selama ini? Dan Zhan benar-benar menghilang dari hadapanku, sekarang apa?" dengus Yibo.

"Ahh... Entahlah aku muak dengan kalian berdua, sebaiknya kau menghadiri pertemuan bersama ayahmu lusa nanti, dan tak ada penolakan" Zhoucheng keluar dari ruangan Yibo, membanting keras pintu pimpinan tertinggi anak perusahaan Wang itu.

Yibo menghembuskan nafas gusar, apalagi sekarang keinginan pak tua itu, bahkan di umurnya yang sudah menginjak kepala tiga, Yibo masih diatur sepenuhnya oleh ayahnya. Apa bedanya ia dari sebuah boneka?

Disaat ia memiliki kekuasaan penuh seperti sekarang pun nyatanya jalan Yibo untuk bertemu Zhan sangatlah sulit, seakan takdir tak ingin mempertemukan keduanya...

Tapi tak ada salahnya jika kali ini Yibo berusaha lebih keras, belajar dari masalalu kelam yang harus merelakan ia melepaskan Zhan, tepat sehari setelah acara pengambilan sumpah jabatan Zhan sebagai dokter.

Mungkin saja musim semi akan menghampiri hati pria manis itu dan membuatnya mau memberikan kesempatan kedua pada Yibo, atau sebaliknya. Whos know...

••••••••••••

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang