Lima.

3K 310 15
                                    

Senyum Zhan perlahan sirna saat ia memasuki ruang kerja Yibo, tangannya menepis genggaman si tuan muda. Lidahnya seketika kelu barang sekedar memberi salam pada pria paruh baya yang sedang menduduki kursi kerja Yibo.

Berbanding terbalik dengan Yibo yang dikelilingi aura cerah berseri bak mentari pagi diawal musim semi.

"Lihatlah siapa yang berdiri didepanku, lama tak berjumpa Zhan" seru tuan Wang dari balik meja kerja, membuat Zhan tercekat.

"Sekarang penuhi janji ayah" desak Yibo.

Tuan Wang melirik kearah anaknya sekilas, ia tersenyum miring "Aku selalu menepati janjiku padamu, tapi tidakkah kau ingin menanyakannya sendiri pada keka... Aaah, mantan kekasihmu itu? Aku dengar dia sudah mempunyai rencana tersendiri, bukan begitu tuan muda Xiao?" goda ayah Yibo.

Namun, Zhan tidak menanggapi hal tersebut sebagai bahan bercandaan, ia sudah ketakutan setengah mati, mengingat keduanya pernah berselisih paham dimasa lalu. Jelas Yibo tak pernah tahu kisah itu.

__________________________

Enam tahun lalu...

Bagai jatuh tertimpa tangga, setidaknya ungkapan itu bisa menjelaskan bagaimana kondisi Zhan sekarang, beberapa tahun terakhir ia memilih menyerah pada kegigihan seorang pria bernama Wang Yibo -teman satu universitasnya, tetapi siapa yang menyangka kalau Yibo adalah anak satu-satunya dari seorang pengusaha paling berpengaruh di Tiongkok, Zhan memang merasa janggal dengan kehidupan mewah Yibo, hanya saja identitas asli kekasihnya sungguh diluar dugaan.

Sehabis pengambilan sumpah profesi dokternya, Zhan mengalami kejadian pahit yang tentu saja akan terus membekas di benaknya, siapa pun pasti akan mengalami hal traumatik jika diculik dan disekap, dan semua karena ulah tuan besar Wang -ayah Yibo-

Zhan sama sekali tidak tahu kalau kaki tangan ayah Yibo telah memata-matainya selama tiga bulan terakhir, ia melakukan rutinitas seperti biasa tanpa menaruh curiga pada sekeliling. Inilah salah satu kelemahan Zhan, hingga ia menjadi sasaran empuk bagi setiap orang yang berniat jahat.

Kala itu Zhan dibawa kesebuah villa di pinggiran kota, sangat privat hingga tak mungkin ada orang curiga. Keadaannya sungguh mengenaskan dengan tangan dan kaki terikat tali.

Di sebuah ruangan tempatnya disekap ada beberapa orang, mereka berjaga-jaga jikalau pemuda berparas manis itu berontak mungkin Zhan tak pernah melihat matahari esok.

Hingga seseorang masuk dan membangunkan paksa Zhan dari tidurnya.

"Hei, jalang! Buka matamu" cerca suara datar didepan Zhan. Ia menjambak surai kehitaman Zhan membuat pria manis yang meringkuk dilantai menampakkan wajah lusuhnya.

Zhan mengerang pelan, matanya perlahan terbuka. Ia tak mampu berkata apapun, bahkan untuk menganalisa situasi sekarang pun Zhan tak mampu.

"Berani sekali kau bermain dengan puteraku, hmm?!!! Memangnya siapa dirimu?!" cengkraman tangan dirambut Zhan semakin kuat.

Zhan terkesiap, kalimat terakhir seolah terngiang terus dibenaknya, siapa lagi yang dekat dengannya kecuali Yibo; dan di detik inilah Zhan semakin mantap ingin menghilang dari dunia.

"Kau punya mulut? Apa kau tak ingin mengatakan sesuatu padaku, hah?! Atau mulutmu itu hanya kau gunakan untuk memuaskan nafsu Yibo, IYAAAA?!!!" makinya.

Zhan berusaha menahan emosi, ia tetap diam meski sorot matanya menyiratkan kekesalan serta kekecewaan.

"Berani sekali kau membuat anakku menjadi gay, apa kau tidak merasa betapa menjijikkannya dirimu itu?!" dengus tuan Wang tepat didepan wajah Zhan.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang