Satu.

4.4K 411 11
                                    

Peberbangan pertama dari Inggris menuju Hangzhou menjadi pilihan bagi Simon untuk membawa dua anggota keluarganya kembali ke tanah kelahirannya. Ia sudah menyiapkan segala sesuatu secara singkat setelah kedatangannya ke Inggris satu minggu lalu.

Zhan rencananya akan tinggal bersamanya di apartemen tak jauh dari wilayah distrik delapan yang merupakan salah satu kawasan elit di daerah Hangzhou. Mengingat kawasan tersebut dekat dengan beberapa fasilitas publik serta rumah sakit tempat Zhan bekerja.

"Apa kau yakin akan membawa A-yi ketempat ayah?" Simon bertanya pelan.

Zhan masih terfokus pada jalan didepannya, keduanya baru saja tiba di Hangzhou namun Zhan sudah mengajak Simon dan A-yi jalan-jalan.

"Zhan-ge" bentak Simon kesal karena Zhan tak mempedulikannya.

Zhan melirik dari ekor matanya, seulas seringai licik terpatri diwajah manis itu.

"Kau cukup diam, sisanya biar aku yang urus, aku akan menyelamatkan perusahaan, kau, dan hidupku tenang saja" balas Zhan datar.

Simon terdiam, jarang sekali ia melihat sikap ambisius Zhan. Terakhir kali Zhan berbuat hal gila adalah enam tahun lalu saat dirinya menolak keinginan sang ayah untuk menikahkannya dengan anak perempuan dari salah satu koleganya, Zhan justru melarikan diri ke Inggris. Siapa sangka sekarang Zhan jusru pulang dengan seorang anak yang tak tahu siapa ibunya.

Memikirkannya saja membuat kepala Simon nyeri, belum lagi saat mereka benar-benar bertemu, bersiaplah untuk perang dunia.

Mobil sport hitam memasuki kawasan mall elit, Zhan turun terlebih dahulu setelah ia memarkirkan mobil itu dibasement, sedangkan Simon berjalan beberapa meter dibelakangnya sembari menggendong A-yi. GM XiaoStudios yang terkenal berwibawa berubah menjadi seorang baby sitter dadakan. Salahkan saja kakak lelakinya yang tega membuat Simon seperti ini.

Zhan tak ambil pusing saat Simon menatapnya kesal, dirinya masih asyik keluar masuk toko yang berada dilantai tiga, sampai langkahnya terhenti disebuah butik bertemakan kelinci, mereka sedang menampilkan koleksi terbaru musim dingin, Xiaozhan yang merasa gemas akan outer anak kecil yang terpajang dietalase membuat dirinya masuk kedalam butik tersebut.

Meninggalkan Simon dan A-yi yang kelelahan dan lebih memilih memisahkan diri, menunggunya di area foodcourt.

Zhan sedang sibuk memilih stelan untuk putera kesayangannya, ia sama sekali tak memperhatikan seseorang tengah memperhatikannya dari kejauhan, seulas senyum penuh kemenangan membuat orang itu berjalan kearah kasir, ia memerintahkan kepada karyawan yang berjaga disana untuk menggratiskan apapun yang Zhan ambil tanpa sepengetahuan Zhan.

Zhan selesai berkeliling, ia memutuskan untuk membeli sebuah piyama berwarna baby blue untuk A-yi, sebuah boneka kelinci berwarna putih lalu tiga outer, dua ukuran dewasa dan satu ukuran anak-anak. Zhan lantas membawa keranjang belanjaannya kekasir.

"Ini belanjaan anda Tuan" Kasir tersebut memberikan sebuah totebag besar pada Zhan.

"Berapa totalnya?" Zhan bertanya bingung, pasalnya dari tadi kasir itu tak menanyakan ia ingin menggunakan tipe pembayaran atau bagaimana.

"Sudah dibayar Tuan, silahkan ambil barang belanjaan anda, dan terima kasih sudah mampir ke toko kami" Kasir tadi sedikit membungkuk pada Zhan.

"Boleh aku mengetahui identitas orang yang membayar semua belanjaanku?" tanya Zhan datar.

Kasir tadi tercekat, "Maaf Tuan, saya tidak bisa memberitahukannya"

Zhan mengangguk paham lalu pergi meninggalkan area tersebut.

"Ikuti ia kemanapun, dan pasang alat pelacak padanya" titah seorang pria tak jauh dari tempat Zhan, setelah menyuruh kaki tangannya ia lantas pergi dari tempat itu.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang