Sepuluh.

2.4K 261 28
                                    

Upacara pemberkatan berlangsung khitmat, hari yang dinanti-nanti oleh kedua pasangan ini akhirnya mencapai puncaknya, dua insan berdiri saling berhadapan diatas altar, tak banyak tamu hadir diacara bahagia kedua keluarga besar ini, mereka hanya mengundang keluarga ini dan kolega dekat saja.

Ekspresi canggung serta rasa gugup dari pria dibalut tuxedo hitam perlahan berubah menjadi senyum bahagia saat cincin unik dari palladium bertahtakan potongan kecil berlian hitam dan emerald bertabur serbuk emas tersemat dijari manis Zhan. Ia sengaja memesan cincin kostum untuk mendeskripsikan sosok pria manis yang mengenakan tuxedo berwarna gading itu, unik dan cantik serta menawan, setidaknya begitulah cerminan sosok Zhan dimata Yibo.

"Aku senang melihat Zhan-ge bahagia" celetuk Hanhan dari sisi kanan tempat acara berlangsung, ia sedang memperhatikan kedua mempelai dari kejauhan ditemani Zhoucheng.

"Aku senang Yibo sudah tak segila dulu" balas A-cheng datar.

Sontak Hanhan menoleh kearah sepupu Yibo itu, "Benarkah?"

A-cheng mengangguk, "Hmm... Setidaknya sekarang dunianya telah kembali, dan terima kasih"

Hanhan tersenyum, "Tak perlu berterima kasih, aku hanya ingin membantu kebahagiaan gegeku, lagipula tidak terlalu buruk jika kau juga mendekati dia" Hanhan menyikut A-cheng, mengisyaratkan ada seorang tuan muda sedang memperhatikan keduanya.

Air muka Zhoucheng berubah suram, ia terlihat akan mengumpat, namun objek dibelakang si pria yang dimaksud Hanhan membuat sisi jahil A-cheng terbangun.

"Sepertinya tuan muda Xiao disebelah sana juga sedang mencarimu, penampilannya cukup mengesankan dan dia tidak terlalu buruk ku rasa" A-cheng berlalu santai meninggalkan satu lagi sosok tsundere di tempatnya, meski tak separah A-cheng namun nyatanya Hanhan memiliki sisi tsundere yang menggemaskan.

___________________________

Jam menunjukkan pukul sembilan malam saat kedua orang yang tengah berbahagia ini kembali ke kediaman baru mereka, tak ada hal spesial keduanya terlalu lelah barang sekedar saling mencumbu sebagai rasa bahagia dihari pernikahan mereka.

Zhan lebih dahulu berbaring ditempat tidur seukuran kingsize di kamar utama, ia sudah mengganti pakaian sedari lima menit lalu, Zhan hanya menggunakan celana training panjang berpadukan kaos kebesaran berwarna serba hitam, ia sama sekali tidak mempedulikan Yibo meski makhluk tampan mendekati kata sempurna itu baru keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk kecil yang melilit dipinggangnya.

"Kau tampak murung" tukas Yibo tanpa menoleh kearah Zhan, ia sibuk memilah baju yang akan dikenakan.

"Hmm... Aku merindukan Xiaoyi" gumam Zhan pelan.

Yibo terkekeh, "Sayang... Tak bisakah kita menikmati malam ini berdua tanpa ada siapapun mengganggu pikiranmu"

Zhan melirik kearah Yibo, "Aku tahu, dan jatahmu nanti saja, aku ngantuk kau boleh memelukku tapi jangan coba-coba berlaku tidak senonoh pada tubuhku, camkan itu tuan muda Wang!" dengus Zhan.

Yibo mencebik kesal, "Sayang teganya kau..."

"Wang Yibo berhenti bersikap kekanakan, masih ada hari esok sekarang tidur atau aku akan pindah kekamar A-yi!" bentak Zhan.

Yibo mengangguk lesu, merangkak naik keatas tempat tidur, ia menyelipkan satu tangan dibawah kepala Zhan, membalikkan tubuh pria manisnya perlahan, mendekap Zhan dalam tubuhnya.

"Berjanjilah padaku kita akan selalu tidur seperti ini tiap malam, jangan pernah menghilang lagi dari sisiku, mengerti?" Yibo mengecup puncak kepala Zhan, mengelus punggung orang terkasihnya.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang