Enam.

2.9K 300 20
                                    

Zhan melipat kedua lengan didepan dada, ia melirik kesal kearah Simon.

"Bagaimana kau tahu aku kembali kerumah sakit?" telisik Zhan.

Simon tersenyum kikuk, "Rahasia"

Zhan berdecak, "Xiao Yao..." pekiknya.

Simon melangkah maju, ia merangkul pinggang Zhan, menarik kakak -manisnya- itu kedalam dekapannya.

"Memangnya aku tak ada kenalan disini ge, aku punya seorang informan loh, ahahaha" goda Simon.

Zhan merotasi mata malas, "Berhenti memelukku seenaknya tuan Xiao, mereka akan salah paham pada kita"

Simon tak mempedulikannya, ia justru menggoda Zhan lebih jauh, "Siapa yang bisa menghentikanku, hmm... Astaga Zhan-ge wajahmu layaknya kepiting rebus ahahahha, kenapa malu? Zhanzhan sedang berpikiran mesum, ya..." dan sebuah pukulan keras diterima Simon tepat di ubun-ubun.

"Rasakan itu, menjauh dariku Simon, ayo pulang" Zhan berusaha melepaskan rengkuhan Simon.

Dari ujung lorong ada sepasang mata yang menatap interaksi kedua kakak beradik itu penuh emosi, ia baru saja meninggalkan Zhan selama sepuluh menit tapi lihatlah pria asing yang seenak jidatnya memeluk Zhan. Oh, astaga... Yibo nyatanya juga bisa terbakar api cemburu.

"Apa dia calonnya Zhan? Aish... Aku akan memukulnya tunggu saja" Yibo berjalan terburu kearah Zhan, sedangkan orang yang tadi bersamanya hanya terkekeh geli.

"Hei, lepaskan Zhanku" seru Yibo datar, ia mencengkram bahu Simon dan menariknya paksa.

Simon menatap pria asing itu bingung, ia melirik kearah Zhan namun dibalas delikkan bahu.

"Siapa kau?" tanya Simon datar.

Yibo menggeretakkan gigi, "Kau yang siapa? Bisa-bisanya memeluk Zhan ditempat umum" balas Yibo tak kalah dingin.

Zhan tak kuasa menahan tawanya, ia menjauhkan kedua pria -bersifat kekanakan- ini.

"Yayao berhenti, dan kau tuan Wang sebaiknya jaga ucapanmu, ini rumah sakit" Zhan berusaha menengahi.

"Sebaiknya kau diam saja!" seru Simon dan Yibo bersamaan.

Zhan memijit keningnya, melihat sikap keduanya membuat Zhan menhembuskam nafas panjang, bisa dipastikan ia akan mengidap penuaan dini jika nanti mereka serumah.

Pertengkaran kekanakan ketiga pria -dewasa yang sama sekali tak bersikap dewasa- ini berhenti saat suara melengking khas anak kecil menginterupsi ketiganya.

"Papaaaa~" seru A-yi menghambur kearah Zhan.

Yibo memperhatikan anak itu bingung.

Simon tersenyum dan menggusak rambut A-yi lalu menggendongnya.

"Halo pangeran kecil, kenapa kamu ada disini, apa Yayao-ge yang memaksamu ikut, hmm?" Zhan mencubit gemas pipi A-yi.

Yibo berusaha memahami situasi, ia terlihat marah, kecewa dan sedih.

"Ni hao, gege tampan" A-yi melambai pada Yibo.

Yibo berusaha tersenyum sebagai tanggapan, ia melirik kearah Zhan tatapan dari manik kehitaman itu jelas tak bisa diartikan.

"Papa, apa dia teman papa?" A-yi mengalihkan perhatian pada Zhan.

Zhan menanggapi A-yi dengan senyuman.

"Statusku hanya teman? Zhan kau tega sekali" ringis Yibo.

"Siapa dia sayang?" Simon seakan tak henti-hentinya menyulut api kesalah pahaman pada Yibo.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang