Epilogue.

2.4K 181 65
                                    

Hampir satu dekade usia pernikahan Wang Yibo, perlahan seluruh jerih payahnya berbuah manis, meski sosok sang panutan tidak lagi ada disampingnya untuk mengomentari sisi kenakanan dari tuan Wang ini, tetapi Yibo tidak pernah merasa kehilangan barang sedikit pun;

Xiao Zhan kini kembali pada rutinitasnya, ia terkadang menjadi dosen atau sekedar membantu para dokter residen di rumah sakit swasta milik mendiang sang ayah mertua, selebihnya hari-hari Zhan hanya disibukkan oleh para Wang kecil yang kini beranjak remaja, terutama A-yi.

Setelah kepergian sang tuan besar, Yibo memilih pindah ke kediaman utama Wang, ia berusaha memberikan fasilitas terbaik bagi anak serta pendamping hidupnya.

"Mom, Bobi mengambil mainan baruku" adu Zhanyi pada papa manisnya.

"Zi'er... Kembalikan mainan adikmu, bukankah daddy membelikanmu mainan baru yang sama seperti milik Zhanzhan?!" pekik Xiao Zhan dari arah dapur.

"Punya Bobi tercebur di kolam, dan mainannya rusak" Xing'er si tuan putri kecil yang selalu dimanjakan oleh Yibo menyembul dari ambang pintu dapur.

Zhan tak kuasa memijat pelipisnya, satu desahan panjang mengawali kalimatnya sore itu, "Yi-gege... Berhenti bermain game bersama ayahmu dan cepat ambilkan mainan Bobi, atau paling tidak seseorang bantulah aku menyiapkan makan malam!" dengus Zhan, membanting pisau diatas talenan.

Yibo melirik sekilas kearah dapur, "Biarkan saja mommy mu, tanggung tinggal satu lap" bisik Yibo pada putra tertuanya, mereka lebih memilih melanjutkan sesi pertandingan Moto GP dilayar super besar yang ada di ruang tengah.

A-yi mengangguk, "Tapi, apakah kita akan baik-baik saja, dad? Aku takut kalau mommy marah dan berakhir seperti tahun kemaren" gidiknya.

"Serahkan semua padaku" gumam Yibo tanpa mengalihkan atensinya dari layar televisi.

Kembali ke dapur, dimana Zhan sedang berusaha menetralisir rasa kesal, lelah dan emosinya pada keempat anggota keluarga Wang perusuh ini.

"Baiklah, tidak ada makan malam untuk kalian! WANG YIBO! WANG XIAOYI! WANG ZI'ER! DALAM HITUNGAN KETIGA KALIAN TIDAK MENGHADAPKU MAKA TIDAK ADA JATAH BAGI KALIAN, APA PUN ITU... TERUTAMA KAU TUAN WANG!" seru Zhan lantang.

Zhanyi dan Xing'er yang mendengar ancaman dari Zhan seketika bersorak, mengingat mereka tidak termasuk dalam orang-orang yang makan malamnya terancam.

Bobi melesat lebih dahulu meninggalkan gege dan daddy-nya yang masih asyik bermain video game.

"XIAOYI?!!!" pekik Zhan.

Tidak ada jawaban.

"WANG... XIAO... YI"

Hening...

Zhan mencebik, "Baiklah, kau tuan putri kecil, bantu kedua adikmu bersiap-siap kita akan kerumah paman cantik, dan bermalam disana, mommy akan mentraktir kalian makan, kita bertemu di kamar mommy 15 menit lagi, ok?" ia sengaja menaikkan intonasi suaranya agar Yibo dan si sulung mendengar kekesalan Zhan.

Dan jika kalian menganggap Zhan bermain-main dengan kalimatnya, maka jawabannya adalah TIDAK!

_____________

"Semua gara-gara daddy!" keluh Xiaoyi sepeninggal Zhan dan adik-adiknya.

Yibo justru menarik sudut bibirnya, ia menyeringai puas, "Mereka segera pulang tenang saja, lebih baik kau membantu ku menyiapkan kejutannya"

"Kejutan?"

Yibo mengangguk, "Kau lupa hari spesialku? Wang Xiaoyi? Apa ingatanmu sama buruknya dengan Zhanzhan? Oh, astaga..." pekik Yibo hiperbolis.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang