Dua puluh tujuh.

1.3K 145 10
                                    

Bangsal VIP diujung koridor rumah sakit ternama ini selalu disibukkan oleh beberapa tamu penting yang menjenguk keadaan nyonya Wang, mereka tak henti-hentinya mengucapkan selamat pada Yibo dan Zhan atas kelahiran para penerus Wang Group. Tetapi tak banyak yang mengetahui luka di hati Yibo;

Tiga hari lalu, tepat dimalam ulang tahunnya -Zhan- kehadiran tiga malaikat kecil melengkapi kehidupan Yibo, jujur awalnya ia senang dan berencana memberitahukan berita bahagia ini pada ayah serta mertuanya. Tak berlangsung lama senyum bahagia di wajah datar sang pemilik kekuasaan tertinggi WGroup itu sirna saat Yibo mengetahui adanya komplikasi yang dialami Zhan.

"Pagi sayang..." sapa Yibo lembut.

Zhan membalasnya dengan tatapan datar, tidak ada senyuman atau bahkan kalimat sahutan dari pria manis yang duduk termenung diatas ranjang perawatan.

Yibo duduk ditepian tempat tidur, ia mengusap pelan pipi Zhan, "Aku merindukanmu"

"Untuk apa kau kemari?" balas Zhan ketus.

Wang Yibo tersenyum maklum, ia jelas sudah mempersiapkan hatinya.

"Menemui kekasihku"

"Bukankah dahulu ayahmu membuangku, kau pun tidak pernah mencari keberadaanku, mengapa kau sekarang disini?!" pekik Zhan.

Yibo menghela nafas panjang, "Kita sudah menikah sayang, keluarga kita baik-baik saja, Xiaoyi bahkan sudah mandiri dan menjadi gege" imbuhnya.

"Pembual!"

Yibo terdiam, mungkin jika ia dihadapkan pada kondisi sekarang tanpa mengetahui latar kesehatan mental Zhan sudah dapat dipastikan bahwa tuan Wang ini akan membentak pria manisnya; beruntung Xuan Lu membeberkan seluruh rekam medik Zhan pada Yibo, dan mengenai traumanya dimasalalu, itu benar-benar terjadi. Alam bawah sadar Zhan menolak kehadiran Yibo serta buah hati mereka, sama seperti saat ia memomong Xiaoyi untuk pertama kalinya.

"Keluar dari ruanganku!" usir Zhan.

"Aku akan menyuapimu, setelah itu baru aku pergi, hmm?" Yibo tak pantang menyerah.

"Aku punya tangan dan bisa melakukan semuanya sendiri untuk apa kau menyuapiku"

"Kau sedang terluka sayang, pergelangan kananmu belum sepnuhnya pulih, lihat?" Yibo mengambil tangan kanan Zhan.

Atensi Zhan beralih ke tangan kanannya, "Kenapa?"

"Kau tidak sengaja jatuh dan melukai tanganmu dengan pecahan kaca" ungkap Yibo, membohongi Zhan; padahal kenyataannya Zhan kala itu menorehkan pisau bedah secara sengaja pada pergelangan kanannya.

"Kau berusaha membohongiku?" telisik Zhan.

Yibo menggeleng, "Tidak sayang"

"Hmm... Ya, sudah. Cepat suapi aku kalau begitu"

Yibo mengangguk antusias, "Dengan senang hati"

______________

"Whoa... Mereka mungil sekali, Xing'er? Bobi? Zhanbi?" Xiaoyi menyernyit melihat nama yang tertera pada box bayi itu.

"Ayahmu tidak ingat siapa nama lengkap mereka, dan ketiga nama itu asalnya dari Zhanzhan, saat ia mengingau" kekeh Hanhan.

"Ingatan daddy benar-benar buruk, ckck"

"Mau menemui papamu? Aku rasa Zhan sudah bangun" ajak Hanhan.

"Tidak, aku tidak mau merusak suasana hati papa. Dia lebih sensitif sejak didi ku lahir"

Hanhan menatap lekat keponakannya, diusia yang belum genap enam tahun pun Xiaoyi sudah teramat paham akan kondisi Zhan, nampaknya seluruh gen serta kepribadian Zhan menurun sempurna pada putra tertuanya ini hanya saja casing luarnya milik Yibo, ahahah.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang