Tiga belas.

1.9K 199 20
                                    

Belakangan ini Yibo lebih banyak dirumah, jikalau ia harus ke kantor pun paling untuk sebuah rapat penting, sisanya perusahaan diambil alih oleh Zhoucheng.

Yibo lebih mendedikasikan diri sebagai supir pribadi Zhan, ia sangat menikmati tiap pagi perjalanan mereka kekampus tempat Zhan bekerja.

"Sayang, dimana handphoneku?" pekik Zhan dari arah kamar.

"Dinakas samping tempat tidur" balas Yibo tanpa meninggalkan acara main game bersama Xiaoyi.

"Yibo mantelku yang berwarna gading kau taruh dimana?" teriak Zhan lagi.

"Disamping meja riasmu, ada lagi?" sahut Yibo geram.

"Papa hobi sekali mengganggu kita ya, dad" celetuk Xiaoyi dibalas anggukan singkat dari Yibo.

"Hei, pangeran kecil aku mendengarmu" Zhan berkacak pinggang dibelakang sofa, membuat A-yi dan Yibo terdiam, bahkan game asphalt yang mereka mainkan terhenti.

"Sekarang A-yi percaya pada daddy? Kalau kelinci marah itu sangat mengerikan" Yibo menarik tubuh kecil putranya, mengambil langkah seribu sebelum Zhan memarahi mereka berdua.

"Heeeeh... Wang Yibo, Wang Xiaoyi mau kemana kalian, bereskan semua kekacauan ini, yaaaak" Zhan berusaha menangkap kedua orang tercintanya.

"Nanti saja sayang, sekarang kami mau ganti baju, kita akan makan malam bersama, ingat" kilah Yibo, masuk kedalam kamar Xiaoyi.

Zhan berdecak sebal, ia lantas duduk disofa, membereskan kekacauan kecil yang disebabkan oleh duo Wang.

Saking lamanya Yibo dan Wang kecil bersiap untuk makan malam di rumah kakek Xiao, hingga membuat Zhan tertidur dalam posisi duduk disofa empuknya, kedua tangan menyilang didepan dada. Beberapa hari belakangan Zhan memang suka tertidur ketika ia merasa kebosanan.

Wang Yibo yang baru saja keluar dari kamar putranya menatap lamat sosok rupawan tersebut, berjalan perlahan kesisi Zhan.

"Sayang, jadi pergi tidak?" Yibo mengelus lembut pipi Zhan yang mulai berisi.

"Jelaslah, kau mau dicoret dari daftar keluarga Xiao, hah?!" dengus Zhan pelan, matanya masih setia tertutup.

"Galak sekali" Yibo menoel pinggang Zhan, berencana untuk menggoda kekasihnya.

"Jaga tanganmu, tuan Wang" tatapan nyalang membungkam Yibo. "Dan dimana pangeranku, oh, astaga... Wang Xiaoyi, baby... C'mon" panggil Zhan sedikit berteriak.

"Papa you're so annoying, whats wrong huh?" Xiaoyi keluar dari kamar dengan tangan yang berada disisi kepala -menutupi telinganya- berjaga-jaga jika Zhan kembali memekik.

"Hei! Siapa yang mengajarimu begitu? Daddymu? Atau Yayao-ge?!" Zhan berkacak pinggang, sementara Yibo setia menjadi penonton drama petang itu.

"Sayang, sudahlah tidak usah terlalu keras pada Xiaoyi-ku dan anda tuan muda Wang berhenti membuat Ratu kita marah, nanti daddy tidur diluar lagi, apa kamu tidak kasian sama daddy, hmm?" tukas Yibo memelas pada anaknya, jujur karena moodswing dari Zhan-lah yang menyebabkan pria angkuh berwajah dingin selayaknya es di Antartika ini menjadi sedikit berubah.

_________________________

Kehadiran keluarga kecil Yibo dalam acara makan malam di kediaman Xiao memberikan warna tersendiri, terlebih sosok A-yi yang dicintai semua orang, anak pertamanya itu memang mudah akrab dengan sekitar, tetapi dilain kesempatan bisa saja sikap dingin Wang kecil ini muncul secara tiba-tiba terutama saat Zhan merasa tersudut atau ada seseorang yang berusaha menyakiti papa manisnya.

Contohnya malam ini, saat sepupu perempuan dari pihak nyonya Xiao ikut dalam jamuan makan malam, entah apa yang membuat A-yi merasa jika bibi manis itu berusaha mengusik papanya. Alhasil sikap posesifnya pada Zhan keluar, membuat semua orang heran mengapa A-yi yang biasanya suka bermain sendiri berubah menjadi koala yang selalu menempel pada induknya.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang