Dua puluh enam.

1.4K 148 14
                                    

Zhan menyandarkan kepalanya di dada bidang sang dominan, sementara jemarinya memainkan ujung piyama. Ini adalah hari terakhir mereka di Paris, setelah melalui resepsi panjang serta pesta megah dihari bahagia sang adik; sekarang waktunya Zhan menikmati sisa liburan singkatnya bersama Yibo, yap... Hanya berdua.

"Kau sedikit pendiam" celetuk Yibo merasa keheningan diantara keduanya sudah berlangsung hampir setengah jam.

Zhan mendongak, tersenyum simpul pada lelakinya, "Moodku sedang buruk"

"Hmm?"

"Yibo, kalau anak kita sudah besar boleh aku kembali ke rumah sakit?" tanya Zhan random.

"Tentu, selama kau tidak kelelahan aku tak mempermasalahkannya" jawab Yibo mantap.

Zhan mengangguk kecil, "Kalau aku mau jadi dosen, apa boleh?"

"Apapun untukmu"

"Yibo, kenapa kau tetap menungguku?" Zhan memutar posisinya, duduk menghadap Yibo.

"Karena kau sempurna, karena kau tidak pernah mengejarku lebih dulu, karena kau Xiao Zhan, entahlah..." Yibo nampak kelimpungan mencari alasan mengapa ia rela menunggu kelinci manisnya ini selama 6 tahun lebih.

"Tapi aku laki-laki..." sungut Zhan.

"Apa bedanya sayang... Aku mencintaimu karena itu kau, aku tidak mempermasalahkan kau pria atau wanita, selama itu Xiao Zhan-ku" Yibo mencubit gemas pipi seempuk mochi milik sang istri.

"Aku aneh..." ringis Zhan.

Yibo terkekeh, ia jelas tahu kata 'aneh' itu ditujukkan kemana, "Kau spesial Zhan, bukannya aneh"

"Yibo-ku sudah dewasa" kikik Zhan, suasana hatinya memang mudah sekali berubah.

"Uhmm... Tidak juga"

"Benarkah? Anda hampir menginjak kepala tiga tuan Wang" canda Zhan.

"Kau pun sama, ngomong-ngomong soal ulang tahun, apa hadiahku?"

Zhan menarik tangan Yibo untuk menyentuh perut buncitnya, "Satu tuan putri dan dua pangeran tampan bukankah sudah cukup?"

"Tuan putri?" Yibo menyernyit, otak tuan Wang ini memang sedikit lamban mencerna tumbuh kembang sang buah hati beserta ibunya.

Zhan seketika menutup mulutnya, "Ups!" gumamnya pelan.

"Huh?"

"Aku kelepasan, harusnya aku tidak memberitahukan jenis kelamin Wang kecil padamu, ck!" rutuknya.

Yibo terbahak, "Kau manis sekali"

"Tentu saja, dan tetap seperti itu meski kita memiliki seorang putri!" decak Zhan.

...............

Sesampainya di Beijing kedua pasangan ini disibukkan oleh rutinitas masing-masing, Zhan lebih banyak menghabiskan waktu di apartemen megahnya bersama Xiaoyi sedangkan Yibo sesekali ke kantor untuk mengawasi kinerja pegawainya.

Di akhir pekan pun tidak ada acara makan malam dikediaman Xiao atau Wang, karena kelinci manis milik Yibo ini mulai malas berjalan keluar rumah.

Tetapi kali ini berbeda, pasalnya Lusi sedang bertandang ke apartemen Zhan, ia berniat meminta maaf sekaligus mengucapkan salam perpisahan pada sepupunya itu.

"Hati-hati Zhanzhan, aku tidak mau kalau kau sampai terluka" Lusi memperingatkan Zhan yang kala itu berjalan menuruni anak tangga.

"Aku tak apa" balas Zhan sekenanya.

Lusi tersenyum, "Apa kamar baby Wang ada diatas?"

"Hmm, bersebelahan dengan kamar Xiaoyi nantinya"

"Aku kemari untuk menitipkan hadiah ini pada keponakan-kenonakanku, dan aku berencana menetap di LA" Lusi mengekor pada Zhan, mereka berjalan kearah ruang makan.

"Terima kasih banyak"

"Apa Yibo belum pulang? Ini sudah hampir jam 7 malam" Lusi bersandar pastri menunggu Zhan selesai membuatkannya teh.

"Mungkin sedang diperjalanan" balas empu rumah tanpa menoleh.

"Zhan, maafkan aku..."

"Tak masalah, lagipula perselisihan kita sudah lama terjadi, aku memberikan waktu padamu untuk mendapatkan Yibo dan siapa menyangka Yibo malah menungguku, sekarang kita sama-sama dewasa jadi lupakanlah" Zhan tersenyum tulus.

"Kau sangat baik padaku"

"Kita saudara, dan menurutku wajar jika kau tertarik pada pria sepopuler Yibo saat kuliah dulu"

"Tapi dia selalu dingin dengan semua wanita penggemarnya sedangkan denganmu, ck..." cebik Lusi.

"Ahaha... Dia memang sedikit ane..." kalimat Zhan menggantung begitu saja, sementara Lusi mencoba berlari kearahnya, berusaha menangkap tubuh Zhan.

"Zhaaan..." Lusi menepuk pipinya, berusaha mendudukkan tubuh yang lumayan berat itu.

Air mukanya seketika pasi saat melihat rembesan pekat berwarna merah yang mengelilingi area selangkangan Zhan.

"Bi... Bisa kau antarkan aak— aku ke rumah sakit?" suara Zhan teramat lirih, sedangkan satu lengannya memegangi perut.

Lusi mengangguk, menyanggupi permintaan Zhan, ia memapah tubuh sepupunya dan berjalan kearah pintu utama, baru saja kaki mereka hendak menginjak area ruang tv; dari arah pintu muncul Wang Yibo, dan betapa marahnya tuan Wang saat melihat keadaan Zhan bersimbah darah.

Yibo berjalan terburu kearah Lusi, ia mengambil alih tubuh istrinya dan mendorong keras wanita ular itu, ya... Setidaknya begitulah penggambaran Yibo terhadap sepupu Xiao Zhan.

"Enyah!" desis Yibo.

"Yibo~ ini bukan seperti yang kau lihat" Lusi berusaha membela diri.

Zhan yang mendengar suara rendah dari Yibo berusaha membuka matanya, ia masih sempat menenangkan sang dominan, tetapi amarah Yibo sudah memuncak, disaat Lusi bangun satu tamparan ia layangkan, sayang Zhan lebih dahulu berpindah posisi dan menjadikan dirinya sebagai tameng hidup untuk Lusi.

Tubuh Zhan meringsut kelantai setelah tamparan keras dari Wang Yibo bersarang dipipi kanannya, "Lusi mencoba membantu— ku" lirih Zhan, sebelum kesadarannya hilang.

_____________________

Zhan dilarikan kerumah sakit, dan kini tertinggal dua orang dalam keadaan kacau sedang menunggu didepan ruang operasi.

Keadaan Zhan tidaklah membahayakan, ia hanya teledor mengenai HPL dan kontraksi terakhir tadi menandakan memang sudah waktunya ia melahirkan, sebentar lagi ketiga Wang kecil akan bergabung bersama mereka; jujur hal ini membuat amarah Yibo menyurut, namun tatapan tajam nan mematikan masih tertuju pada Lusi.

"Sebenarnya apa maumu?!" dengus Yibo.

"Aku mau berpamitan pada Zhan, itu saja"

"Pembohong!"

"Wang Yibo! Aku sudah mengalah demi Zhan, aku tidak mencampuri urusan kalian lagi karena aku tahu bagaimana tersiksanya Zhan, aku salah... Tidak bisakah kau memaafkanku?" erang Lusi frustasi.

Yibo melirik dari ekor matanya, "Aku bukan Zhanzhan yang bisa memaafkan orang dengan mudah! Aku menahan diriku demi Zhan, karena ia membelamu, kau tahu?!"

"Terserah padamu, jaga sepupuku, sampai kau membuatnya terluka maka aku akan kembali dan menghancurkanmu!" Lusi memisahkan diri.

"Aku adalah orang pertama yang akan membuat kalian binasa jika kalian berani mengganggu Zhanzhan serta keluarga kecilku, sampah!" decih Yibo, menatap lekat kepergian Lusi.



____________________

Wang triplets akhirnya lahir...

Berarti fanfic ini udah mau tamat, sedih gak sedih gakk...

Oia, flashback 6 tahun mengenai perjalanan cinta pak Wang mendapatkan hati si bunny ditampilin gak yaa... Atau ntaran aja? Galau euy 5555

Jangan lupa vote dan komen, and see yaa


bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang