Dua belas.

2.5K 231 25
                                    

Xiaozhan memulai rutinitasnya di rumah sakit, ia menyambangi beberapa bangsal untuk mengecek pasien-pasiennya. Disela kesibukannya Zhan masih sempat-sempatnya membawa sebuah apel, memakannya sembari bersenandung kecil menuju keruangan Shijie.

"Lama tidak berjumpa, jiejie cantik" seru Zhan dari balik pintu.

Xuan Lu lantas berdiri dan menarik tubuh semampai Zhan masuk kedalam ruangannya.

"Aku merindukanmu, bagaimana kabar keponakanku, hmm?" Xuan Lu memeluk erat tubuh Zhan.

"A-yi sedang sekolah, dan aku sepertinya kecolongan lagi kali ini" Zhan tersenyum kikuk setelah melepaskan rangkulan perempuan yang sudah dianggapnya kakak sendiri itu.

"maksudmu?"

Zhan mengeluarkan tespack dari saku snellinya, memperlihatkannya pada Xuan Lu.

"Whoaaa... Xiaoyi sebentar lagi menjadi gege" pekik Xuan Lu senang.

"Begitulah... Dan aku merasa tidak bisa menguasai diriku sekarang, apa boleh aku minta diresepkan vitamin dan lainnya?" gumam Zhan.

Xuan Lu bersedekap, "Kau takut baby blues-mu kumat? Atau ada trauma lain sayang?" tatap Xuan Lu khawatir.

Zhan menundukkan pandangan, ia memilin ujung jubah putih miliknya, "Aku takut kalau nantinya aku berbuat nekat, meski sekarang Yibo berada disampingku tapi masalalu itu selalu menghantuiku, aku bahkan sudah overthinking dan tidak berani menatap ayah mertuaku" curhat Zhan.

Xuan lu mengelus punggung tangan Zhan lembut, ia tersenyum sebelum menarik Zhan pelan, membawa adik kesayangannya itu duduk dikursi.

"Apakah ada hal yang tidak aku ketahui tentang hubunganmu dengan ayah mertuamu dulu?" telisik Xuan lu.

Zhan tersenyum pahit, ia mengangguk sekilas. "Tapi ayah menyayangiku sekarang"

"Sayang, cobalah memaafkan masa lalu mereka, aku tahu A-xian tidak ingin menceritakannya pada shijie, aku tidak akan memaksamu"

Zhan tersenyum, pandangannya teralihkan pada alat usg disamping meja konsultasi.

"Ingin melihat baby kecilmu, hmm?" Xuan lu menebak gerak-gerik Zhan.

Dokter spesialis bedah itu menggeleng seketika, "Sebaiknya aku melakukan pemeriksaan saat bersama Yibo, kau tahu dia sangat bodoh soal ini, astaga aku hampir melempar vas bunga kekepala orang nomer satu di WangGroup itu, otaknya bermasalah ku rasa, dia sama sekali tidak mengerti mengapa aku mengalami mual dan pusing, terkadang aku ingin sekali menyeretnya kehadapan Jiejie agar kau bisa memberikan kuliah padanya" dengus Zhan.

Xuan lu tidak bisa menahan rasa gemasnya, ia mencubit hidung Zhan, membuat dokter manis itu menggerutu.

"Kau terlihat berpuluh kali lebih menggemaskan saat hamil, ahahaha... Aku rasa Yibo mungkin kelimpungan menghadapi moodswing-mu"

Zhan menggembungkan pipinya, mendumel pelan.

Xuan lu mengambil kertas resep disisi meja, menuliskan beberapa vitamin untuk Zhan.

"Sudah memberitahu prof. Zhang dan Hanhan mengenai hal ini?"

Zhan menggeleng, "Aku ingin memberikan kejutan pada prof, hehe"

"Aahh... Baiklah"

_____________________

Keesokan paginya Zhan pergi ke universitas setelah mengantar A-yi kesekolah, kelasnya dimulai satu jam lagi namun semangat Zhan terlalu menggebu-gebu menyeret kakinya melewati lorong panjang yang masih sepi, ia masuk lebih dulu kedalam sebuah ruangan cukup besar; Zhan menangani dua kelas sekaligus dan karena ia terlalu lelah untuk memberikan kuliah dua kali maka disinilah ia sekarang disebuah ruangan berukuran 15 x 15 meter dengan bangku bersusun kian meninggi bak terasering.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang