Dua puluh satu.

1.5K 169 8
                                    

Wang Yibo kembali menjalani rutinitasnya sebagai pimpinan tertinggi WGroup, ia bersama Zhou cheng selalu disibukkan oleh rapat direksi, pertemuan antar kolega bahkan peninjauan lokasi proyek mereka.

Sementara itu di kantor terjadi pertemuan rahasia antar beberapa karyawan, mereka yang datang lebih pagi hari ini mau tak mau mengiyakan keinginan tuan muda Wang. Setelah Xiaoyi yang dibantu sang kakek memastikan bahwa Wang Yibo akan kembali ke kantor pukul 6 sore seusai acara pertemuan bersama pihak Zheng, maka eksekusi pun dimulai.

"Anda yakin kami tidak akan dipecat setelah ini, kan. Tuan muda?" tanya salah satu karyawan saat menggendong A-yi dipundaknya. Mereka sedang memasang balon besar berisi terigu diatas pintu besar ruangan Yibo.

"Tenang, pihak yang melindungi kita kedudukannya jauh lebih tinggi dari Wang Yibo itu, ahahahaha" A-yi tertawa nyaring bak antagonis di film-film laga.

"Siapa?" tanya shijie cantik yang memang terbiasa menemani A-yi saat tuan muda Wang berada dilingkungan kantor.

"Zhanzhan"

Mendengar nama itu beberapa karyawan tadi ber-Oh kecil, mereka memang belum pernah bercengkrama secara langsung pada sosok manis yang menjadi momok bagi tuan besar mereka.

Tak lama berselang seorang pria berbalut pakaian kasual datang dari arah lift ia berkacak pinggang menatap tajam kelakuan sang anak yang sibuk diambang pintu ruangan Yibo.

"Tuan muda Wang!" pekik Zhan.

A-yi memiringkan kepalanya, tersenyum kearah Zhan, "Wah, Zhanzhan datang..." balasnya riang, lalu minta diturunkan dari pundak karyawan tadi.

"Kau memanggilku apa?! Pasti karena ajaran Simon, benar?"

"Yayao-ge tidak pernah mengajariku yang tidak-tidak..." kilah A-yi.

Zhan menengadah, melihat sebuah jebakan diatas daun pintu.

"Ini aman, kan?" tanyanya pada salah satu karyawan yang bersekongkol dengan putranya.

"Aman, tua... Eh, nyonya" balas karyawan itu ragu.

Zhan mencebik, "Panggil Zhan saja"

"Bukankah itu sedikit tidak sopan?"

A-yi menyuruh karyawan itu menunduk dan membisikkan sesuatu padanya.

"Dimana kakekmu?" Zhan mengalihkan pembicaraan.

"Sudah pulang, katanya tidak mau ikut dimarahi oleh Daddy nanti"

"Dan dia menyerahkan segalanya padamu? Oh, bagus! Tidak ada makan malam hari ini, aku akan perintahkan kepala koki untuk meliburkan semua orang" Zhan berjalan terburu kearah ruang pribadi Yibo, mengambil ponselnya lalu menelpon kediaman utama.

"Aku rasa sekarang aku paham mengapa kita tidak akan dipecat oleh tuan Wang" celetuk shijie cantik pada temannya.

"Hmm, bahkan sekelas tuan Haoxuan saja ia bisa mengendalikannya" timpal pria berbalut stelan formal disebelahnya.

.........

Persiapan penjebakkan tuan Wang akhirnya selesai, berhubung sekarang sudah lewat jam makan siang dan Zhan merasa tidak enak kepada lima orang karyawan yang harus menjadi kaki tangan anaknya selama seharian ini, alhasil Zhan memutuskan untuk mengajak mereka makan sushi, sesuai permintaan si Wang kecil.

Karena kondisi Zhan yang tidak sepenuhnya pulih, ia pun lebih memilih makan di restoran dekat gedung utama.

"Pesanlah sesuka kalian" tukas Zhan, duduk dikursinya, ia duduk agak pojok agar bisa bersandar dengan leluarsa.

bleuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang