11. Problem

1.6K 142 0
                                    

Mengerang sakit seraya memegangi kepalanya yang begitu berat. Qiran terbangun dengan kondisi tubuh tak sehat. Padahal biasanya tidur selalu berhasil membuatnya kembali berenergi. Dia berusaha mengingat semua yang terjadi tadi malam namun kepalanya semakin sakit. Sampai akhirnya Qiran berteriak memanggil Kailash. Pria itu pasti ada di sini.

Hanya membutuhkan waktu sebentar bagi Qiran menunggu Kailash menghampirinya. Dia menerima air minum yang disodorkan oleh Kailash. Kemudian Qiran menempatkan tangan Kailash di kepalanya. Tanpa harus mengatakan keinginannya, Kailash memijat kening Qiran.

"Kau sakit Qiran, haruskah aku memanggilkan dokter?"

Qiran menggeleng, baginya dengan meminum obat pereda nyeri sakitnya akan berakhir, "Kemarin malam aku meminum air putih yang ternyata soda beralkohol," katanya.

"Sungguh karena itu? Kau pun sesekali suka mabuk wine."

Tak ingin mendengarkan Kailash yang pasti berakhir perdebatan kecil. Qiran menyingkirkan tangan pria itu dari keningnya. Dia lebih baik segera mandi kemudian makan dan minum obat.

"Pergi saja sana, buatkan aku sup ayam! Aku akan mandi."

"Jangan terlalu lama kau bisa demam tinggi dan mandilah air hangat!" tegas Kailash sebelum pergi dari kamar Qiran.

"Benar, aku tidak boleh sakit. Ini belum waktunya untukku menjadi manusia lemah." Qiran berucap tak sesuai dengan kenyataannya. Namun sebisanya dia tetap berjalan dengan baik meskipun dengan sempoyongan karena tubuhnya benar-benar tidak baik-baik saja.

Saat sampai di depan pintu kamar mandi, kaki Qiran terpeleset dan tentu saja mulut cantiknya mengeluarkan rentetan kata-kata kasar karena bokongnya terasa sakit. Kailash tentu saja mendengarnya dan kembali datang langsung menolong Qiran kembali duduk di kasur.

"Selalu saja memaksakan diri dan ini akibatnya," ucap Kailash terdengar kesal.

Seperti biasa, Qiran memegang tangan Kailash dan tersenyum lebar seakan mengartikan bahwa dia baik-baik saja.

"Kau pasti akan lebih cemas jika saja masalah yang terjadi tadi malam belum bisa aku selesaikan hari ini dan membiarkannya menjadi gosip di kalangan pebisnis yang akan sampai pada telinga ayah," jelas Qiran saat dia sudah mengingat semua kejadian tadi malam.

"Benar kau harus baik-baik saja, ya sudah cepatlah! Ada masalah yang lebih besar daripada itu," balas Kailash.

"Apa??"

"Belum bisa aku jawab sebelum kau sudah bersiap."

Lantas Qiran mendorong Kailash untuk keluar lagi dari kamarnya. Dia jadi kesal dan sakitnya mulai membaik karena jatuhnya pun tidak terlalu keras. Meskipun masih saja linu. Tersentak kala dirinya melihat cermin yang membuatnya bisa melihat bagaimana penampilannya saat ini—berantakan luar biasa.

Qiran segera berlari ke kamar mandi, dia tak peduli akan jatuh lagi karena saat ini yang mendominasi adalah rasa malunya pada Kailash! Bisa-bisanya pria itu bersikap acuh, biasa saja. Setelah ini Qiran pasti akan merasa kesulitan harus bersikap bagaimana pada Kailash. Dia juga sedikit pusing berusaha mengingat kejadian tadi malam.

Siap dan seperti biasa—Qiran selalu cantik jika sudah mandi dan berdandan rapih. Dia menghampiri Kailash, duduk di hadapannya yang langsung menerima semangkuk sup ayam.

Never Want To Let Go { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang