05. All Too Well

1.9K 166 2
                                    

Abhipraya Manggala, nama itu tertulis jelas di topi yang digunakan olehnya. Pria yang memiliki postur tubuh tegap dan tinggi, juga memiliki wajah cukup tampan mungkin sampai level sempurna. Dia berjalan bersamaan asisten pribadinya. Satu tangannya menarik koper berwarna hitam. Satunya lagi memegang ponsel sebentar hanya untuk mengaktifkan data seluler, lalu kembali menyimpannya di saku celana. Melirik sekilas ke sampingnya.

"Kita pergi ke mana sekarang?" tanyanya.

"Anda baru saja tiba di Indonesia dan saran saya lebih baik pergi ke apartemen atau hotel untuk beristirahat sebentar. Setelahnya kita bisa mengunjungi rumah nenek anda," jawab Akbar-asistennya Abhi.

"Oh baiklah, ternyata aku belum mempunyai rumah selain apartemen di sini. Kita pergi saja ke apartemen," balas Abhi.

"Tuan, mungkin akan ada wartawan yang memotret anda secara diam-diam jadi saran saya, lebih baik anda memakai kacamata. Saya sudah menyiapkannya," ucap Akbar menyodorkan kacamata pada Abhi.

Abhi menerimanya dan langsung memakainya, dia juga berucap, "Tapi rasanya itu terlambat. Lihatlah topi yang aku gunakan! Mereka pasti sudah mengenalku. Jadi tak apa-apa selama itu tidak menggangguku. Namun aku berterima kasih karena dengan kacamata ini penampilanku lebih tampan, bukankah begitu?"

"Baiklah tuan, semaumu saja," balas Akbar.

Reflek, Abhi menghentikan langkahnya. Dia menoleh pada Akbar, "Kau sudah lelah mengurusiku?"

"Tentu saja tidak, saya akan tetap setia melayani anda. Apa ada yang membuatmu tidak nyaman?" jawab Akbar juga bertanya.

"Ah sudahlah! Aku mulai pusing sekarang. Semoga kau bisa mencarikan aku makanan yang enak agar aku bisa kembali ke perasaan yang gembira!" jelas Abhi semakin melangkah cepat ingin segera keluar dari bandara.

Akbar pun harus mengikuti langkah cepat Abhi, tapi dia melihat seorang wanita yang melambaikan tangan ke arahnya. Dia melirik Abhi, jelas sekali pria itu kebingungan dan menunjuk dirinya sendiri seolah bertanya, apakah wanita itu melambaikan tangannya padaku? Akbar hanya bisa menggelengkan kepala sebagai respon.

Abhi melihat ke belakang yang tentu banyak orang. Jadi dia tidak memedulikan lambaian tak tentu tujuannya dari wanita itu. Namun Abhi semakin heran saat wanita itu berlari ke arahnya. Bahkan itu sontak membuatnya mundur yang diikuti oleh Akbar. Dalam hati Abhi berdoa bahwa wanita itu tidak ada urusan apa pun dengannya.

"Hei! Siapa dia? Terlihat gila dan aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi!" panik Abhi semakin mundur.

"SAYANGG!!!"

Namun teriakan melengking itu berhasil membuat Abhi terkejut dan hendak berlari ke belakang. Dia juga merasa malu sekaligus marah. Abhi melirik ke sekelilingnya, perhatian beberapa orang teralihkan padanya. Sementara itu, wanita yang sudah dicap olehnya sebagai wanita gila baginya, berlari cepat dan tanpa bisa dicegah wanita itu memeluknya sangat erat.

Abhi bisa merasakan napas wanita itu tersenggal-senggal dan semakin erat memeluk pinggang miliknya. Ingin sekali Abhi melemparkan tubuh wanita ini namun tenaganya sangat kuat dan rasanya seperti lem yang melekat.

"Se-ben-bentar sa-aja! Aku membutuhkan perlindungan ada seseorang yang mengikutiku. Terlihat seperti akan mencoba melakukan hal jahat padaku!!" jelas wanita yang ada di pelukannya ini dengan napas yang masih tak beraturan.

Tapi Abhi tetap tidak peduli. Masih berusaha melepaskan wanita ini dari tubuhnya. Dia juga meminta pertolongan Akbar. Namun Abhi semakin dibuat marah karena wanita itu tetap berulah mengeratkan pelukannya dan berteriak cukup memalukan bagi Abhi yang mengkhawatirkan akan muncul berita palsu yang bisa langsung menyebar. Namanya akan populer hari ini juga.

Never Want To Let Go { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang