Malam ini Qiran hampir saja berteriak histeris saat sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya. Sang pelaku yang membuatnya ketakutan membekap mulut Qiran, membiarkan kekasihnya ini mengenali aroma tubuhnya dengan menariknya masuk ke dalam dekapannya. Tentu saja, akhirnya Qiran tahu siapa yang tiba-tiba datang dan memeluknya diam-diam seperti ini. Ketakutannya berganti menjadi kebahagiaan juga perasaan lega yang begitu dia harapkan.
"Kau takut?"
Pelukan itu semakin erat seiring deru napas yang menerpa leher Qiran. Jangan lupakan ciuman manis yang mendarat di tengkuknya yang sangat menyiratkan sebuah kerinduan. Namun Qiran bergerak tak nyaman, dia merasa bahwa Kailash berbeda. Lantas dia berusaha melepaskan dirinya dari dekapan pria itu.
"Kau mabuk? Berapa banyak yang kau minum?! Mengapa, mengapa kau membuatku marah meski aku merindukan dan mengkhawatirkanmu?!" Qiran marah setelah dia menyalakan lampu dan melihat penampilan Kailash begitu berantakan.
"Maka dari itu kau harus memelukku! Kau pun tahu, dirimu lebih membuatku mabuk dibandingkan minuman sialan itu! Jangan marah padaku... itu membuatku semakin sakit hati." Kailash mengatakannya dengan nada yang manja dan dia berdiri merentangkan kedua tangannya.
Qiran menghela napasnya dengan cepat mengikat rambutnya sebelum akhirnya dia mendorong tubuh Kailash ke kasur hingga tubuh pria itu terlentang. Tangannya yang kecil berusaha membuka kancing-kancing kemeja yang digunakan Kailash. Tapi tentu saja Kailash menghentikannya. Menurutnya Qiran terlalu agresif.
"Kau menginginkan aku sekarang?"
"Jangan harap! Aku hanya ingin melihat di mana sakit yang kau rasakan! Mengapa aku sama sekali tidak mengetahuinya? Dan mengapa... mengapa kau tega sekali tidak memberitahuku??"
Kailash panik saat Qiran membenamkan wajahnya di dada miliknya. Bahkan dia bisa merasakan tetesan air mata yang semakin mengalir. Dia pun memilih membalikkan posisi mereka—Qiran yang jadi di bawahnya. Ibu jarinya menyeka air mata Qiran yang baru saja menangis sebentar membuat matanya sembab atau mungkin seharian ini Qiran banyak menangis dan matanya sudah sangat sembab, Kailash baru saja menyadarinya.
Dia menempatkan tangan kecil Qiran di dadanya tepat di detakan jantungnya yang begitu menggebu. Tangis yang membuat napas Qiran tersenggal-senggal berhenti saat matanya tak sengaja menemukan tatapan Kailash yang sangat menenangkan. Dia pun sadar jantung Kailash begitu berdetak secara tak normal. Lantas dia berusaha membalikkan posisinya lagi. Tapi Kailash tidak membiarkannya.
"Apa ini sakit??"
Kailash tertawa, "Kau sungguh menganggap jantungku yang berdetak seperti ini karena sakit? Lucu sekali. Ya, ini sakit."
Sebelum Qiran menangis, Kailash terlebih dahulu membuat wanitanya ini menikmati ciumannya yang lembut, dia berbisik tepat di sebelah telinga Qiran, "Jangan khawatir. Jantungku seperti ini karenamu, dia bahagia karena alasannya tetap berdetak sampai saat ini, ada di bawahnya."
Plak!
Qiran memberontak, dia menggulingkan tubuh Kailash yang berada di atasnya dengan sekuat tenaga hingga membuatnya terlepas. Tanpa bisa ditahan Qiran menampar Kailash akibat amarahnya yang kembali menggerogotinya. Ya, lagi-lagi dia menangis.
"Ka-kau!! Mengapa menyembunyikan kondisimu dariku? Akk-uu! Sama sekali tidak memedulikan dirimu itu siapa, aku tak ingin memikirkan masalah lainnya... karena sekarang, sekarang yang aku khawatirkan hanya kau! Aku... takut, takut kau begitu sakit! Dan aku tak akan mampu jika kehilanganmu!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/267479692-288-k397744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Want To Let Go { END }
Romance#dont_plagiarisme . Menceritakan tentang seorang wanita bernama Qirani Tanisha yang mempunyai kehidupan tak mudah untuk dijalani. Dia terkenal sebagai sosok yang pekerja keras. Kesehariannya hanya bekerja untuk memajukan perusahaan keluarganya mesk...