Sesuai apa yang telah dijanjikan, Kailash membawa Raysha dan Qiran pergi bermain. Sekarang ini mereka ada di taman kota yang ramai banyak orang juga para pedagang kaki lima. Sehingga Raysha pun sangat antusias karena bagi anak kecil itu ini adalah kali pertama bermain di taman kota apalagi di malam hari. Antusias Raysha yang mendominasi sampai menular pada Qiran. Wanita itu menggandeng lengan Kailash, sedangkan Kailash menggandeng tangan Raysha.
Tentu ada banyak makanan yang ibu dan anak itu inginkan, namun Kailash membelikan yang keduanya sama-sama kompak menginginkannya, yaitu eskrim padahal hari sudah malam tapi untungnya udara tidak terlalu dingin sehingga Kailash pun memperbolehkan mereka memakan eskrim. Bukan hanya eskrim saja tapi mereka juga membeli permen kapas. Permen kapasnya dipegang oleh Kailash karena kedua manusia yang menginginkannya masih anteng bersama eskrimnya.
"Ayah, kau tak mau mencoba eskrimnya? Ini enak! Tapi jangan sampai papa tahu kalau Raysha makan eskrim." Raysha menawari tapi dia bergidik ngeri membayangkan Rayyan yang mengomelinya karena memakan eskrim di malam hari.
Seakan memanfaatkan kesempatan, Kailash mengangguk dia menerima suapan eskrim yang disodorkan oleh anak kecil itu dengan sengaja dia menyendokkan lagi, lebih banyak dibandingkan pemberian Raysha sampai eskrimnya tinggal sedikit. Kailash juga tak berhenti di situ, dia pun merebut eskrim milik Qiran guna memakan setengah eskrim wanita itu. Meski dirinya harus menahan suhu dingin yang ada di dalam mulutnya.
"Ayah mengapa kau memakan eskrim kami??"
Sebelum melaksanakan aksinya Kailash sudah memikirkan risiko yang akan terjadi, yaitu kedua perempuan berbeda generasi itu pasti memarahinya dan salah satunya pasti meminta dibelikan lagi atau menyuruhnya untuk membeli saja bila masih menginginkan eskrim.
"Padahal kau bisa membeli untuk dirimu sendiri, mengapa menghabiskan punya kami?"
Kailash mengangkat tangannya di atas kepala, "Oh ayolah ini sudah malam kalian akan batuk jika memakan banyak eskrim dan aku merasa heran mengapa ada pedagang eskrim di malam hari."
"Tapi ayah malam ini tidak hujan dan sedikit gerah jadi tidak apa-apa beli eskrim, aku pun sehat tak akan sakit!"
"Tapi papamu pasti akan memarahi ayah dan dia tak akan mengizinkan ayah untuk menjadi ayah barumu lagi, bagaimana? Ayah juga sudah foto Raysha, kita bisa kirimkan pada papa Rayyan, 'kan?" Kailash berusaha membuat negoisasi.
"Ihh bunda, ayah tidak seru! Kalau begitu berikan permen kapasnya!" Raysha merajuk. Dia menyilangkan kedua tangannya di dada dengan mendelik pada Kailash.
Kailash yang memang sedikit mempunyai sifat jahil, tidak memberikan permen kapas yang Raysha inginkan. Pria itu bangkit berdiri menjauhkan permen kapasnya dari jangkauan Qiran yang ingin diberikan pada Raysha.
"Ayolah Kai! Jangan membuat Raysha menangis, dia sedikit cengeng!" Qiran berusaha meraih permen kapas yang Kailash angkat tinggi-tinggi.
Namun siapa sangka jika aksi Raysha sangat tiba-tiba mendorong Kailash sekuat tenaga dan membuat pria itu terhuyung untung Qiran menahannya jadi Kailash tak sampai jatuh dengan lebih memalukan lagi. Permen kapas yang tadinya dia pegang erat sudah jatuh dan ditangkap oleh Raysha. Anak kecil itu menjulurkan lidahnya pada Kailash dan langsung kembali duduk di bangku taman untuk memakan permen kapasnya.
"Yah... selain cengeng dia juga selalu berbuat sesuatu yang tidak bisa ditebak, kau dapat memakluminya, 'kan?" Qiran menjelaskan.
Mengangguk cepat karena baginya sifat yang dimiliki Raysha tidak beda jauh dari Qiran yang sudah dihadapinya selama lima tahun, "Tentu saja aku bisa. Lagi pula dia sangat mirip denganmu. Kau cengeng tapi jika saja aku memejamkan mata sedetik pun akan membuatku kewalahan karena kau melakukan sesuatu yang tak pernah aku duga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Want To Let Go { END }
Romance#dont_plagiarisme . Menceritakan tentang seorang wanita bernama Qirani Tanisha yang mempunyai kehidupan tak mudah untuk dijalani. Dia terkenal sebagai sosok yang pekerja keras. Kesehariannya hanya bekerja untuk memajukan perusahaan keluarganya mesk...