Ucapan Qiran yang akan menunggu Kailash rupanya hanya sekadar dari mulutnya saja tidak sesuai dengan kenyataannya. Qiran pergi ke mall setelah menyetujui ajakan bertemu Eirene. Dia terlihat ceria hari ini dan seakan-akan tak ada masalah apa pun. Itu cukup membuat seorang Eirene terkesan. Wanita itu ikut merasakan aura kebahagiaan dari Qiran.
Saat ini keduanya sedang makan makanan yang ternyata favoritnya sama. Tentu itu jadi hal baik karena mereka bisa semakin sefrekuensi. Awalnya memang canggung tapi Eirene ternyata sangat cerewet, bawel intinya banyak bicara. Jadi tak mungkin seorang Qiran yang talkactive tidak nyaman bersama Eirene. Bagi mereka pertemuannya di dua acara yang begitu Qiran tidak menyukainya adalah sebuah takdir bukan hanya kebetulan.
"Kau tidak sedang diet, 'kan?" tanya Eirene.
"Diet tidak pernah ada dalam kamus hidupku, lagi pula aku sudah sangat kurus jadi apa lagi yang harus aku kecilkan?" Qiran menjawab.
"Wah sungguh? Aku tak menyangka, kukira kau salah satu wanita yang selalu diet secara ekstrem karena tubuhmu ini sangat terlihat ideal."
"Kau ingin saran dariku?"
Eirene mengangguk antusias, "Tentu saja!"
Qiran tersenyum, dia memajukan wajahnya dan Eirene pun mengerti—mengikuti Qiran, membiarkan Qiran berbisik di sebelah telinganya, "Stres."
"Hahaha, kau lucu sekali!!" Qiran menertawakan ekspresi Eirene yang menurutnya lucu.
Padahal sebenarnya Eirene marah. Dia seakan tertipu. Tapi itu hanya ekspresi sementaranya. Eirene kembali menyuapkan ramyeon dengan suapan besar.
"Tak perlu diet, sungguh Eirene! Kau lebih cantik dariku. Jangan insecure!!"
Eirene mengangguk, pipinya seperti ikan buntal dan lagi-lagi Qiran tertawa. Dia menirukan Eirene. Tentu Eirene marah dengan menggebrak meja. Namun itu tak membuat tawa Qiran berhenti. Bahkan Eirene pun ikut tertawa. Entahlah mereka begitu tak jelas. Namun bagi Qiran dia sudah sangat lama ingin seperti ini. Qiran tak pernah mempunyai teman yang membuatnya benar-benar tertawa lepas. Dia bersyukur mengenal Eirene. Meskipun dalam hatinya takut jika Refan tidak menyukai pertemanan mereka.
"Oh iyaa Qiran. Kau satu sekolah dengan Refan waktu sma, pasti tahu Chelsea. Hmm, kau mengetahuinya tidak??"
Qiran dapat menemukan ekspresi jengkel dari wajah Eirene sekarang. Dia menjawab, "Tentu saja. Sebenarnya aku mempunyai banyak masalah dengannya."
"Wah sungguh? Dia seorang model. Memang dia cantik tapi sayangnya kecantikan yang dia miliki membuatnya menjadi seorang jalang. Setiap saat dia mendatangi rumahku karena ada Rayyan, dia selalu saja menggoda Rayyan." cerita Eirene begitu seru bagi Qiran. Dia mendengarkan Eirene tanpa teralihkan.
"Aku ingin sekali tinggal di rumahku sendiri, aku ingin tinggal di rumah yang hanya ada keluargaku saja. Tapi mertuaku tidak mengizinkannya jadi aku terpaksa tinggal serumah bersama Rayyan dan menerima setiap tamu meresahkan yang Rayyan datangkan. Namun tamu tak diundang, si Chelsea benar-benar membuatku kesal!!"
"Tapi Refan suami dan ayah yang baik, 'kan?" sela Qiran.
"Tentu saja, aku sangat mencintainya. Kami menikah setelah lulus kuliah. Aku bahkan tak sempat bekerja maupun menggapai cita-citaku karena masa depanku hanya dia!!" jawab Eirene bersemangat dia kembali melanjutkan ceritanya lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/267479692-288-k397744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Want To Let Go { END }
Romance#dont_plagiarisme . Menceritakan tentang seorang wanita bernama Qirani Tanisha yang mempunyai kehidupan tak mudah untuk dijalani. Dia terkenal sebagai sosok yang pekerja keras. Kesehariannya hanya bekerja untuk memajukan perusahaan keluarganya mesk...