Qiran menuruti Rizhan untuk menjenguk ayahnya setelah dia selesai berganti pakaian di apartemennya. Meskipun sebenarnya dia lebih penasaran apa yang sedang dilakukan oleh Kailash daripada menemui ayahnya. Namun jika dipikirkan kembali, dia memang jarang menemui ayahnya walaupun ayahnya itu sedang sakit. Dia harus sadar diri bahwa hubungan ayahnya dan juga dirinya merenggang karena diri sendiri yang selalu saja tak menyempatkan waktu hanya untuk ayahnya, sekedar makan pun bisa terhitung dengan jari di setiap bulannya.
Tapi sepertinya pilihan Qiran kali ini salah, dia sudah sampai di rumah tempat ayahnya tinggal namun ada tamu yang dirinya benci dan akan membuatnya pergi sekarang juga.
"Qiran, putriku! Kau dari mana saja? Seharusnya kau sudah ada di sini dari tadi bersama kekasihmu ini. Kemarilah, cepat!"
Qiran terkekeh akan ucapan ayahnya, tapi dia tetap menurut dan mengambil posisi duduk di samping Fadzlan—ayahnya itu.
"Ayah kau sakit apa?"
Fadzlan tidak menjawab, namun dia menyodorkan dokumen yang pasti berisi laporan tentang kesehatannya. Qiran tentu menerimanya, dia membaca dokumen itu dan hanya menghela napas setelah tahu bahwa Fadzlan mengidap kolesterol.
"Kau terlalu banyak memakan makanan berlemak ayah!!" jengkel Qiran.
"Aku harus bagaimana? Putriku tidak bisa memasak dan tak pernah mengatur makanan untuk ayahnya ini. Jadi ayahmu hanya bisa memakan makanan yang menurutnya enak bukan sehat," balas Fadzlan.
"Lalu untuk apa dia ada di sini?" tanya Qiran seraya menunjuk manusia yang ada di hadapannya.
"Bukankah dia kekasihmu? Ayah senang karena Abhi begitu menyayangimu hingga dia sangat mengkhawatirkan aku. Bahkan mengajakku untuk pergi ke dokter terbaik agar aku segera pulih." Fadzlan menjawab dengan nada yang begitu bahagia.
Itu bukan membuat Qiran merasa lebih baik. Tapi marah hingga membuatnya berdiri dan menarik Abhi untuk pergi mengikutinya. Dia melepaskan lengan Abhi yang dicekalnya saat sudah sampai di taman belakang.
"Apa yang kau lakukan di sini??"
"Aku ini kekasihmu, itu yang dikatakan oleh ayahmu. Tapi niatku di sini sebenarnya ingin membuat ikatan khusus dengan perusahaan keluargamu hingga membuatku mendatanginya kemari, namun ternyata ayahmu sakit." Abhi menjawab dengan tenang.
"Kau harus tahu, pamanmu mendatangiku kemarin dan ingin mengajak aku untuk bekerja sama. Namun selama ini aku tidak tertarik dengan perusahaan yang bergerak di bidang akomodasi. Aku lebih tertarik dengan industri pangan yang kau urus," lanjutnya.
Qiran menghela napas lagi. Ini tidak adil baginya karena dia sudah dikeluarkan dari perusahaan namun sekarang mengapa harus mengurusi pekerjaan yang sangat tidak perlu ini? Dia amat kesal dan ingin kembali mendatangi Rizhan untuk mengamuk padanya.
"Perusahaan kami sedang bermasalah dan mungkin untuk sementara waktu bekerja sama dengan cabang perusahaan kami akan lebih baik. Lagi pula meskipun Lentera Cahaya hanya hotel dari cabang kami, namun sudah dipastikan membuat kesepakatan kerja sama dengan mereka tidak akan merugikan. Jadi tuan Abhi bisa menerima kontrak kerja sama yang mereka tawarkan. Bagaimana?" Qiran memang ingin sekali mengamuk sekarang namun demi perusahaan dia tetap profesional.
Namun Abhi sepertinya tak ingin melakukan percakapan formal saat ini. Dia merangkul Qiran untuk duduk di bangku taman. Meskipun mendapatkan penolakan, Abhi tetap memaksakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/267479692-288-k397744.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Want To Let Go { END }
Romance#dont_plagiarisme . Menceritakan tentang seorang wanita bernama Qirani Tanisha yang mempunyai kehidupan tak mudah untuk dijalani. Dia terkenal sebagai sosok yang pekerja keras. Kesehariannya hanya bekerja untuk memajukan perusahaan keluarganya mesk...