40. Last Love (END)

1.1K 81 0
                                    

Bacanya waktu kalian benar-benar santai soalnya panjang banget, pasti kalian anteng. Semangat!

Selamat membaca dan terima kasih sudah membaca novelku hingga di chapter ini 🤍

Maafkan aku apabila ada kesalahan yang banyak aku tuliskan.

✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈

Setiap hari aku berusaha menahan diriku untuk tidak menangis saat mataku menemukan rumah yang berhasil membuat jiwaku tenang tanpa harus menjerit-jerit dan merengek lelah akan semuanya, bahkan aku ingin merekam semua momen yang aku dapatkan saat memiliki rumah itu.

Tapi pintaku hanya satu sekarang ini, biarkanlah aku menggenggamnya erat, memeluknya tanpa jarak dan berilah banyak waktu untukku agar bisa lebih lama memandanginya. Sebuah rumah yang bukan rumah dan dialah cinta terakhir dalam hidupku. Maka izinkanlah aku untuk selalu mengatakan bahwa aku mencintainya.

Aku ingin selalu mendengar suara lembut itu, melihat matanya tanpa ragu, mencium aroma tubuhnya sepanjang malam dan aku ingin selalu berada di sisinya saat dia dengan tulus menjagaku, menyayangiku dan mencintaiku lebih dari aku mencintainya.

"Mencoba kembali membaca buku harian milikku diam-diam?"

Menutup buku yang dia baca tanpa meminta izin dari sang pemiliknya. Kailash meraih tangan dan pinggang wanitanya yang telah menuliskan tentang dirinya agar duduk di atas pangkuannya. Kailash juga membiarkan Qiran mengalungkan tangannya pada lehernya. Memandangi wajah cantik wanita itu dengan senyum yang semakin berkembang.

"Genggamlah tanganku, peluklah aku dan aku akan memejamkan mataku agar kau puas memandangiku. Bahkan aku juga akan mengatakan bahwa aku mencintaimu sampai lupa harus menggunakan kalimat apalagi karena kau sudah mendengarkan segala cinta yang aku ungkapkan padamu. Aku juga memperingatkanmu untuk tidak ragu melihat mataku karena mata ini hanya ada cinta untukmu dan tubuhku ini akan selalu memelukmu sepanjang malam hingga kau bisa mencium aromanya."

Kailash terkekeh, tangannya bergerak menyeka air mata yang lolos dari mata istrinya itu. Dia kembali melanjutkan perkataannya, "Dan aku juga tidak ingin kau menangis lagi pula seseorang yang selalu menjagamu, menyayangimu dan mencintaimu ada di depanmu sekarang ini bahkan selamanya akan selalu ada untukmu. Jadi berhentilah menangis, terkecuali kau menangis karena kebahagiaanmu."

Qiran melepaskan tangannya yang melingkar di leher Kailash. Dia mengusap jejak-jejak air mata di wajahnya sebelum akhirnya tersenyum dan mengangguk. Memeluk Kailash dengan erat, kepalanya dia sandarkan pada bahu lebar pria itu agar dia tetap bisa memandangi wajahnya.

"Kai, apa kau tahu sebenarnya dahulu aku suka menulis cerita pendek."

Tangan Kailash yang tidak pernah menganggur karena dia selalu memberikan usapan lembut pada punggung istrinya ketika sedang memeluknya, berganti meraih pipi wanita yang sudah sepenuhnya telah menjadi miliknya itu agar dirinya bisa dengan jelas melihat seluruh wajahnya, "Apa aku melewatkan hal ini? Aku sungguh tidak mengetahuinya yang aku ketahui hanya kau sangat suka menuliskan perasaanmu pada buku itu."

"Tapi apa sekarang kau mau mendengarkan cerita yang akan aku tulis?" Tentu saja Kailash mengangguk ingin mendengarkannya.

"Ceritanya dimulai saat seorang wanita mulai khawatir akan perasaannya sendiri karena dia menyukai seorang pria yang selalu ada di sampingnya namun pria itu ada karena bekerja untuknya. Tetapi ternyata pria itu yang lebih dahulu mencintainya, jadi sang wanita kembali bersemangat dalam menjalani kehidupannya," cerita Qiran terhenti karena dia ingin memandang fokus tokoh pria yang ada di ceritanya.

"Wanita itu yakin bahwa dirinya akan bahagia bersama pria itu. Bahkan dia selalu menangis karena takut jika pria yang sangat dicintainya akan pergi setelah pria itu mengetahui masa lalu wanitanya yang sangat rumit. Namun pria itu memiliki hati yang murni hanya mencintai wanitanya tak peduli pada masa lalunya dan apa pun yang harus pria itu hadapi. Sehingga mereka berdua bisa saling mencintai dan merakit kehidupan baru bersama anak-anaknya."

Never Want To Let Go { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang