09. I Like It

1.6K 146 2
                                    

Langkah lebarnya semakin cepat kala Abhi melihat orang yang sedang dia cari. Saat menemukannya, dia dengan cepat menarik bahunya membuat Qiran—seseorang yang dia cari sudah ada di hadapannya. Bahkan ketika Qiran menampilkan ekspresi terkejutnya sekaligus kesal, Abhi tidak memberikan waktu untuk Qiran agar lebih dulu tenang meskipun sesaat. Abhi mengajak Qiran ke tempat yang tidak ramai orang.

"Lepaskan aku! Ada apa denganmu??" pinta Qiran berusaha melepaskan diri dari Abhi.

Tentu Abhi tidak menurutinya, dia membawa Qiran ke taman dekat apartemen, kemudian mendudukkan wanita itu di salah satu bangku taman bersamanya yang ada di sampingnya.

"Kau gila?!" bentak Qiran suaranya naik beberapa oktaf.

"Jawab saja pertanyaanku, kau akan menghadiri acara Izhar Group, 'kan?" balas Abhi langsung pada intinya.

Qiran menghela napas panjang, dia sungguh tak habis pikir oleh sikap Abhi yang luar biasa meresahkan dan seenaknya. Pikir Qiran karena pria ini mempunyai sifat sombong.

"Ya tentu saja aku akan menghadirinya, apa ini urusan penting bagimu?" jawab Qiran.

"Sangat, ini penting bagiku!*

"Mengapa bisa?"

"Karena, karena kau ini—kau temanku!!"

Lantas Qiran beranjak berdiri, dia jengkel pada Abhi. Entah mengapa orang-orang bisa mengaguminya padahal pria ini menurut Qiran begitu meresahkan.

"Apa sifatmu memang seperti ini?" tanya Qiran tatapannya menyelidik.

Abhi menggeleng cepat, "Tidak, ini hanya salah satu sikapku yang aku gunakan karena saat ini aku membutuhkannya."

"Untuk apa?"

"Berteman denganmu!"

Kali ini Qiran menghela napas. Dia kembali bertanya, "Berapa umurmu sekarang?"

"30 tahun."

Sekarang Qiran berdecak dan menggeleng-geleng kepalanya, kalimat terakhir dia ucapkan cukup sarkas, "Kau ini pasti mempunyai banyak pekerjaan dan seharusnya kau kerjakan dengan baik bukannya mengurusi urusan orang lain yang tidak penting untukmu. Kau juga harus ingat bahwa kau tadi mengatakan tidak tertarik dengan hubungan di luar pekerjaan."

Selanjutnya dia melangkah cepat pergi meninggalkan Abhi. Jangan lupakan dia kembali menghela napas akibat jengkel dan kebingungan akan sikap Abhi yang membuatnya begitu risih. Padahal penilaiannya saat pertama kali melihat Abhi di bandara, Qiran beranggapan bahwa pria itu berkharisma, bijaksana, baik dan memiliki jiwa integritas dari penampilannya yang luar bisa menakjubkan. Hal itu ternyata sebuah kesalahan besar. Memang benar jangan menilai seseorang dari luarnya saja.

"Kau benar-benar tidak ingin berteman denganku?" tanya Abhi sedikit berteriak.

Sontak Qiran menoleh ke belakang melihat Abhi yang juga sedang menatapnya, lalu menjawab, "Tidak."

"Sungguh? Padahal aku tertarik padamu hingga mencampuri urusanmu dan tentu kau tahu aku memiliki prinsip tidak mau rugi karena campur tanganku membantumu," jelas Abhi melangkah mendekati Qiran.

Terpaksa. Qiran terpaksa berhadapan kembali dengan Abhi, "Aku sudah bilang akan memberikan kompensasi padamu dan asisten pribadiku sudah melakukannya. Silakan kau periksa dan jika saja yang aku berikan kurang, beritahu aku," tuturnya.

Never Want To Let Go { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang