31

790 108 2
                                    

Teman2,
versi TAMAT + EPILOG cerita ini kini tersedia di KARYA KARSA dengan harga murah.
Epilog belum pernah dipublikasi di wattpad.

Download aplikasi karya karsa di playstore ya.

Oh ya, di KARYA KARSA ada cerita saya yang GRATIS loh! Buktikan sendiri!! Ayooo!!!

Note: cerita dilanjutkan di wp sampai tamat.

Note: cerita dilanjutkan di wp sampai tamat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

31

Devan lega Hazel menuruti permintaannya. Ia tidak mau cewek itu mendatangi Kevin dan mengonfrontasi cowok itu. Devan sangat hafal sifat Kevin. Ia tidak mau nantinya Hazel terluka bila Kevin mengeluarkan kata-kata yang tak pantas.

Devan akui, seluruh tubuhnya sakit, tapi Kevin juga pastinya merasakan hal yang sama—yang artinya skor mereka seri. Lagi pula, terlepas dari semua rasa sakit itu, mendapat perhatian Hazel sudah membuat Devan senang bukan main, seolah perhatian cewek itu adalah obat penawar rasa sakitnya.

***

Gosip berembus seperti angin badai. Dalam sekejap, seluruh murid SMA Bintang Nusantara yang kemarin sudah tahu Kevin dan Hazel putus, pagi ini mendapat suntikan bahan gosip yang lebih spektakuler. Perkelahian Devan dan Kevin menjadi topik panas hampir seantero sekolah.

Hazel menjadi pusat sorotan. Ia yang sebelumnya sudah populer sebagai kembang sekolah, kini semakin terkenal. Kapten basket dan kapten futsal adu jotos karena Hazel Keinatta? Sungguh topik yang sensasional!

Hazel frustrasi karena menjadi pusat perhatian siswa-siswi sesekolah. Untunglah Mitha dan tiga sahabatnya yang lain, dengan setia menghiburnya.

"Nanti sore kita jalan, yuk," kata Mitha saat bel tanda pulang berbunyi dan guru yang tadi mengajar mereka, sudah meninggalkan kelas.

Hazel menggeleng samar. Matanya tertuju ke seberang, pada Devan yang tampak bersiap-siap hendak pulang. Di jam istirahat pertama dan kedua tadi, Hazel sama sekali tidak punya kesempatan mengobrol dengan cowok itu karena ia sendiri dikerubungi Mitha, Selvie, Angel dan Kanaya.

"Yah ... kan lumayan buat refreshing."

"Gue mau istirahat aja di rumah, Mith," kata Hazel malas. Ia berdiri dan menyandang tas ranselnya.

Sebenarnya nanti sore Hazel berniat ke rumah Devan. Ia masih cemas dengan keadaan Devan. Dari Kanaya yang sekelas dengan Kevin, Hazel tahu, cowok itu juga babak belur. Tapi sungguh, Hazel sama sekali tak peduli padanya. Sikap kasar dan sombong Kevin sudah tidak bisa ditolerir, dan Hazel bodoh jika masih menaruh perhatian pada cowok seperti itu.

Hazel sempat bertanya-tanya sendiri, bagaimana mungkin sejak putus dengan Kevin, sekali pun ia tidak merasa patah hati? Ia menjalin hubungan dengan cowok itu lebih dari tiga tahun. Mengapa saat hubungan mereka berakhir, ia tidak merasa sedih tapi justru lega? Sampai saat ini Hazel tidak mengetahui jawabannya dan Hazel juga tidak ingin mencari tahu lagi. Setidaknya untuk saat ini.

"Ya udah, nanti sore gue ke rumah lo, deh," kata Mitha.

Hazel menggeleng. "Jangan, mith, gue pengen sendiri. Lain kali aja, ya."

"Ya udah kalo gitu."

Kemudian keduanya meninggalkan kelas. Hazel masih sempat melirik ke arah Devan dan ternyata cowok itu juga sedang menatapnya. Mata mereka beradu dan getar halus menabuh dada Hazel.

Hazel tersenyum pada Devan yang dibalas dengan senyum tipis bercampur ringisan. Ingin Hazel menghampiri Devan, menyentuh wajah cowok itu yang lebam, membelai rasa sakitnya, tapi Hazel tahu ia harus menahan diri atau akan timbul semakin banyak gosip seputar dirinya dan Devan.

***

Evathink
Ig/youtube: evathink

Hazel dan Devan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang