41 - tamat

1.9K 153 4
                                    

Akhirnya kita sampe di ujung cerita.
Makasi teman2 atas support nya.
Btw, jangan lupa follow IG, innovel dan dreame aku ya, id nya evathink

Aku bakal aktif di innovel.

Thanks

41 - tamat

Setelah dua jam berlalu, akhirnya Devan dapat menghela napas panjang. Hari ini adalah acara meet and greet-nya yang pertama, dan ia senang semua berjalan dengan suskes dan lancar.

Devan menggandeng tangan Hazel memasuki sebuah coffee shop yang ada di dalam mal. Teman-teman mereka sudah berpencar, Niko bersama Mitha, Ucup dan Tata, yang lainnya juga melanjutkan acara masing-masing.

Mereka duduk di coffee shop. Hazel memesan es krim sementara Devan memilih coklat panas.

Kedua duduk diam selama beberapa saat, seolah menikmati ketenangan di dalam coffee shop setelah hiruk pikuk saat acara meet and greet tadi.

"Devan ...."

Devan memandang Hazel lembut, ia tahu Hazel akan membahas tentang D. A. ferdinand.

"Ya?"

"Aku nggak pernah nyangka kalo D. A. Ferdinand itu kamu."

Devan mengulurkan tangannya menyeberangi meja, meraih lembut tangan Hazel dan meremasnya hangat. "Sorry, Sayang, aku nggak niat ngerahasiain ini dari kamu. Aku cuma pengen ngasi kejutan."

Hazel cemberut. "Ya, senang ya lihat aku terkejut."

Devan tertawa kecil. "Please, jangan marah, sayangku," bujuk Devan lembut dan mesra.

Rona merah samar merambat ke pipi Hazel. Dengan masih sedikit cemberut ia bertanya, "Jadi siapa Ferdinand?"

"Apa?"

"D. A. Ferdinand. Siapa Ferdinand? Bukannya nama kamu Devan Arlando. Dari mana datangnya Ferdinand itu?"

"Oh itu ...." Devan menarik tangannya kemudian menyesap cokelatnya.

"Ferdinand kakekku. Almarhum. Dia sangat senang menulis dan membaca. Kata papa, kakek pernah bercita-cita jadi penulis, sayangnya nggak kesampaian."

Hazel mengangguk-angguk paham. "Tapi sekarang cita-cita kakekmu tercapai lewat kamu, Devan." Hazel memandang cowok itu dengan lembut, tidak ada lagi kecemberutan di wajahnya. "Keluargamu pasti bangga. Dan ..., yeah., sejujurnya aku sendiri juga sangat bangga padamu."

Devan kembali meraih tangan Hazel dan meremas lembut. "Aku justru bangga bisa menjadi pacarmu, Hazel."

"Ah, aku tersanjung. Aku juga sangat bangga bisa jadi pacar kamu."

"Aku sayang kamu, Hazel."

"Aku juga sayang kamu, Devan."

Setelah sesaat yang begitu romantis, kemudian Hazel meraih tasnya, ia mengeluarkan satu kertas yang tergulung rapi dari dalam tasnya.

Devan mengerut kening. "Apa itu?"

Hazel mengulurkan kertas itu pada Devan.

Devan menerimanya, lalu membukanya dengan tak sabar. Tak lama kemudian ia terkesiap kecil.

"Sketsa wajahku? Kamu yang lukis, Zel?

Hazel mengangguk. "Aku melukisnya bahkan sebelum kita jadian."

Mata Devan berbinar. Ia menatap Hazel takjub. "Aku nggak nyangka ...."

"Aku sendiri juga nggak nyangka aku melukis wajah kamu." Hazel tertawa kecil. "Lukisan itu buat kamu."

Devan tertawa senang. "Makasih, Hazel."

Hazel mengangguk. "Ngomong-ngomong, apa kamu juga yang ngirim puisi-puisi ke aku, yang ditulis dikertas warna biru dan diletak di atas mejaku?"

Rona gelap samar mewarnai tulang pipi kukuh Devan. Ia mengangguk pelan.

"Aku suka semua puisinya. Makasih Devan."

Devan tersenyum lebar. "Aku senang kamu suka."

Keduanya bertatapan dengan binar cinta berpijar di mata.

"Novel terbaru D. A. ferdinand juga kamu yang ngasi aku, kan?"

Devan kembali mengangguk.

"Aku sudah curiga novel itu dari penulisnya langsung, cuma aku nggak nyangka kalo D. A, Ferdinand itu kamu."

Devan tertawa. "Jadi sekarang impian kamu pacaran dengan D. A. Ferdinand udah tercapai, kan," goda Devan.

Mata Hazel melebar dan wajahnya merona. Teringat Devan pernah bertanya tentang hal tersebut padanya satu waktu lalu. "Kamu sengaja mancing jawaban aku waktu itu."

Devan tertawa. "Itu karena kamu udah bikin aku jatuh cinta. I love You, Hazel."

"I love you too, Devan."

Senyum penuh cinta mengembang di wajah keduanya.

The end

Semoga suka
Sampai junpa di cerita lainnya!

Jangan lupa vote dan komen di last part ini ya.

Love
Ig/dreame/innovel: evathink

Hazel dan Devan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang