56. Bekal dengan Cinta

11.6K 2K 116
                                    

Kenzie melihat ponselnya yang berbunyi. Ada panggilan dari Anya. Kenzie mengangkatnya dengan tenang. Kira-kira Kenzie sudah mengetahui apa yang akan Anya katakan padanya. Mungkin, seperti 'Ayah, jangan lupa makan.'

"Ayah, ini waktunya makan siang!" Suara Anya terdengar sangat perhatian.

Kenzie tersenyum. "Baiklah."

"Ayah, masakan Kak Jeremy seperti bi- Mmm." Kenzie mengangkat satu alisnya. Mendengarkan dengan saksama situasi apa yang sedang terjadi di seberang sana.

"Bicaralah dengan singkat, jam istirahat kita tidak banyak." Terdengar suara Jeremy.

Anya terkekeh di seberang sana. Ia berbicara dengan mulutnya yang sedang mengunyah. "Ayah, Kakak seperti biasa masih malu jika masakannya dipuji." bisik Anya ditelepon.

Kenzie membenarkan. 

Entah mengapa Putranya sangat pemalu dan Putrinya terlalu 'percaya diri'.

"Ayah harus menghabiskan bekal yang kami siapkan dengan penuh cinta!"

"Berhentilah berbicara yang aneh seperti itu." Suara Jeremy terdengar lagi.

"Aku akan menghabiskannya." jawab Kenzie.

"Aku akan bertanya pada Pak Sam nanti apakah Ayah benar-benar memakannya atau tidak. Ayah tidak bisa berbohong."

Kenzie tertawa. "Sepertinya Pak Sam tidak mendengarkanku lagi."

Anya balas tertawa. "Aku tidak akan mengganggu waktu makan siang Ayah. Sampai jumpa di rumah."

"Iya."

Kenzie menaruh ponselnya. Mengambil bekal yang disiapkan oleh anak-anaknya di atas meja. 

Bentuk hati menyapa Kenzie begitu ia membuka tutupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bentuk hati menyapa Kenzie begitu ia membuka tutupnya. Khas Anya sekali. Kenzie mengambil sesuap dan mencicipi lauk yang dimasak Jeremy. 

"Ini enak. Mereka pandai membuatnya."

Kenzie tidak pernah merasa sebahagia ini saat menikmati makanannya. Ia orang tua yang beruntung. Sangat beruntung karena memiliki si kembar.

Anya kenyang. Ia mengusap perutnya yang sedikit membuncit. "Kak, aku akan pergi ke toilet."

"Pergilah." Jeremy menyimpan kotak bekal mereka ke dalam tas lalu membersihkan sisa-sisa makanan yang berjatuhan.

Anya setengah berlari ke toilet. Setelah menuntaskan tugasnya, Anya berselisih dengan Fathur di koridor. Anya mengejarnya, berdiri tepat di depan Fathur untuk mencegah lelaki itu pergi.

"Ada apa?!" seru Fathur kesal.

Anya heran, apa yang menyebabkan Fathur selalu kesal jika berhadapan dengannya.

Fathur menatap Anya yang hanya diam. "Cepatlah, aku tidak punya banyak waktu."

"Apa Kak Jeremy bermain basket dengan buruk?"

"... Tidak." jawab Fathur jujur.

Anya tersenyum. "Itu artinya Kak Jeremy akan tetap bermain di pertandingan besok?"

"Mengapa kamu bertanya?! Apa Jeremy tidak mau bermain?!"

"Tidak! Tidak!" Anya buru-buru menyangkal. "Kak Jeremy akan bermain. Tenang saja."

"Lalu mengapa kamu bertanya?"

"Aku hanya sedikit cemas."

Fathur mendekat pada Anya, menunduk untuk menyamakan tinggi mereka. "Aku orang yang memandang kemampuan bukan kesan."

"Syukurlah." Anya tersenyum lalu mengubah ekspresinya menjadi datar. "Lalu, mengapa kamu selalu kesal jika melihatku dengan Kak Jeremy?!"

Fathur berdiri tegap. "Aku hanya tidak suka ada hubungan percintaan yang mengganggu waktu latihan." Tangan Fathur menyentuh name tag Anya. Matanya melihat satu per satu kata di sana. "Anya. Kirania. Pratista ... Mengapa terdengar akrab?"

Anya menepis tangan Fathur, ia melangkah mundur. "Tentu saja terdengar akrab, Kak Jeremy memiliki nama yang sama denganku."

Fathur terdiam.

"Syukurlah, ketua basket kita tidak buta dan bisa mengenali kemampuan Kak Jeremy dengan baik. Aku bisa tenang sekarang." Anya tersenyum setengah hati. "Kalau begitu, aku tidak akan mengganggu waktumu lagi."

Anya pergi meninggalkan Fathur yang terdiam di tempat. Anya yakin, Jeremy akan baik-baik saja. Sepertinya Fathur tidak akan membuang orang yang berbakat tanpa alasan yang jelas. Meski lelaki itu menyebalkan karena bersikap sombong dan berperilaku seperti preman sekolah.


.

.

.

20 Juni 2021

.

Hei, aku kepikiran sesuatu

.

Adegan apa yang kalian harapkan akan terjadi di "DAN"?

.

Mungkin, seperti "aku mau ada adegan mereka ke pantai" atau "aku mau ada adegan di mana Aksa cemburu"

.

Di atas hanya contoh saja, zizizi

.

Kalian boleh menulisnya di kolom komentar, siapa tahu aku tertarik untuk memasukannya ke dalam cerita :v

.

Ah, dan, jika chapter ini mencapai 200 vote sebelum aku mengupdate chapter selanjutnya. Aku akan double up. Chapter selanjutnya akan aku update besok pukul 19.00 WIB

.

Hanya jika itu mencapai 200 vote sebelum aku update lagi :0

.

Jika tidak berhasil, ya updatenya satu chapter saja ya

.

Hadiah dari 200 vote itu berlaku dari chapter ini hingga seterusnya

.

Selamat Membaca. Jangan lupa untuk meninggalkan komentar juga ya

.

 Red

DAN (END) - SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang