🌼 Mak Comblang Baru 🌼

565 114 15
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau belum jadi kepastian, setidaknya sudah jadi harapan."

•••

    "Gue nggak punya stok film lagi."

     "Yang ini film apa?"

     "Itu Twillight. Pasti udah pernah nonton, 'kan?"

     Paras mengangguk, mengamati Armanda yang kembali membedah tas kaset. Tas yang sempat Pras cari untuk mengambil kaset kelulusan SMP.

    "Gimana kalau kita nonton di luar aja?" usul Paras.

     "Sekarang?" Armanda menghentikan segala aktifitasnya.

    Paras mengedikkan bahu, melahap nastar di tangannya. "Terserah, sih. Kalau mau, ya ayo-ayo aja."

    "Sayangnya, gue nggak berani keluar rumah malem-malem. Nggak diizinin juga." Armanda melemparkan diri ke sofa, memangku sebuah bantal.

    "Kan bisa kalau sore. Besok?"

    Armanda menimbang. Dia sangat-sangat ingin, tapi pada akhirnya menggeleng juga. "Lo nggak ada rekomendasi film apa gitu? Kita nonton di laptop aja, yang nggak perlu ngeluarin duit. Lagi bokek, nih."

    Paras mengerling, berpikir, kemudian menggaruk kepalanya.

    Jujur saja, dia sempat berpikir punya kutu karena rambutnya super gatal. Tapi ternyata, Paras ingat, dia lupa keramas selama tiga hari. Itulah penyebab ketombenya beranak pinak.

     "Apa, ya?" Paras tidak punya rekomendasi film.

    "Terserah lo. Mau film sekali tonton yang durasinya perjam, film pendek yang cuma setengah jam, atau drama series yang episode-nya serenteng. Bebaslah."

   "Genrenya?"

    "Terserah juga, gue penikmat semua genre kecuali pelangi."

     Paras memutar otak. Dia bukanlah seorang maniak film. Tayangan yang dia tonton terakhir kali adalah drama Korea yang kemarin dia tonton bersama Armanda. Karena jujur, dia tidak terlalu suka menonton di rumah, dia lebih suka menonton di Drive-in Cinema, di mana dia tidak perlu repot-repot memilih judul film apa yang akan dia tonton.

      Itu saja bisa dihitung jari, jadi tontonan Paras sangat minim.

    "Aha! Aku tahu!"

    "Apa, apa????" tanya Armanda exited.

    Paras tersenyum lebar, sangat lebar sampai sudut bibirnya bisa sobek jika terus dipanteng. "Filmnya tentang seorang istri yang dibunuh secara brutal, habis itu tinggallah anak sama bapaknya doang. Sayangnya, si anak diculik dan si bapak nyariin dia sampai berkilo-kilo meter."

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang