•
"Kunci dari sebuah hubungan adalah komunikasi. Bahkan, untuk merobohkan dinding ego sekeras baja, diperlukan banyak usaha dengan pendekatan yang tidak sementara. Berbagi, bercerita, mengungkap hal-hal di luar praduga. Meski berat, itulah yang sepantasnya dilakukan, dijalani, sampai akhirnya bisa saling merangkul duka, menemukan titik terang dari permasalahan yang mengekang."
•••
Kabar jika Hita dan Bayu akan pulang berhembus seperti angin malam. Mbok Inah yang sudah leyeh-leyeh di rumahnya langsung kembali ke kediaman Purbayu untuk menyiapkan makan malam. Pras, Paras, dan Armanda membantu, saling bahu-membahu masak besar untuk malam itu.
Katanya, Oma Santi sudah bisa pulang. Karena selama berada di rumah sakit Hita yang menjaga beliau, maka ketika adik Hita—Hira—pulang dari Bali, wanita yang umurnya terpaut lima tahun dari Hita itu mengusulkan untuk menggantikan Hita mengurus sang ibu. Katanya, "Kakak balik aja ke Djogjakara. Bisnis jilbab Kakak kan perlu diurus, kerjaan Mas Bayu juga. Nanti kalau ada waktu longgar, bisalah ke sini jenguk ibu."
Maka karena itu, Hita dan Bayu yang tadinya bekerja lewat online, memutuskan pulang ke Djogjakara.
"Bawangnya lebih tipis, Ras," instruksi Pras.
Lelaki itu entah sejak kapan berada di belakangnya. Dengan tubuh yang memunggungi dan tangan yang mencincang daging ayam untuk dibuat rica-rica.
"Perasaan sama aja rasanya."
"Bedalah nanti pas ditumis."
Paras mencebik. Tak ayal menuruti. "Siap, Kapten!" Paras menipiskan irisannya. Mbok Inah yang berdiri di samping Paras tertawa kecil.
"Padahal gedenya segitu juga nggak apa," bisiknya pada Paras.
Paras mengiyakan. Lebih ke mencibir lebih tepatnya. "Emang dasarnya Kak Pras aja yang semua-muanya harus sempurna," Paras menimpali, dengan berbisik juga.
"Oh hohohoho, nggak bisalah gibah berduaan aja. Ikutan, dong." Armanda menengahi keduanya, dengan bumbu halus di tangan.
Gadis itu memberikan bumbu di tangannya kepada Mbok Inah agar ditumis.
"Nggak ada yang lagi gibah juga," Paras menyangkal. "Cuma ngomongin."
Armanda tergelak. "Sama aja!"
Pras ujug-ujug berbalik, memberikan daging yang telah dibersihkan dan dicincang pada Mbok Inah. Lelaki itu mencuci tangan di wastafel menggunakan sabun, kemudian menarik kerah baju Paras agar gadis itu mengikutinya.
"Eh, eh, eh, mau apa?" Paras melepaskan pisau di tangannya. Pisau itu hampir saja jatuh mengenai kaki jika Pras tidak menariknya.
"Sorry." Pras meringis kecil. Lelaki itu membungkuk, mengambil pisau yang jatuh lalu memberikannya pada Armanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Our Game (✔)
Teen Fiction[ L e n g k a p ] Trilogi Strong Woman [2] [Readinglist @WattpadRomanceID kategori Kisah Klasik di Sekolah bulan Agustus 2022] ••• Pras tahu, tetangga barunya kelewat gila. Memanfaatkan dirinya yang dijadikan tempat penitipan bocil SMA, cewek fr...