🌼 Ini Rahasia 🌼

484 104 2
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada banyak hal yang tidak mudah diceritakan, terutama soal rahasia."

•••

     Berkomplot dengan Hita, Bayu, dan Armanda, Paras berhasil menghias rumah sore itu. Kebetulan, Pras ada urusan di luar. Entah urusan apa, katanya penting dan sangat mendesak. Tapi justru itu bagus, mereka bisa menyiapkan semuanya dengan lancar, membuat rencana sesuai wacana mereka berjaya.

   "Ini balonnya nggak mau terbang." Paras menerbang-nerbangkan balon di tangannya, tetapi balon itu hanya melayang sebentar kemudian jatuh mencium lantai.

   "Jangan ditiup." Armanda mengambil alih balon di tangan Paras. "Pakai pompa."

   Akhirnya, urusan balon Paras serahkan pada Armanda. Dia memilih bergabung dengan Bayu yang sedang menghiasi dinding dengan kertas krep. "Paras bisa bantu apa, Pa?"

  "Eh, kebetulan. Kamu gantiin Papa masang ini, ya. Papa mau ke toilet, urgen."

     Paras mengiyakan, mengambil alih kertas krep di tangan Bayu dan menghias dinding sesuai dengan pola yang lainnya.

   "Miaw."

   Eongan kucing mengalihkan atensi Paras pada kertas dan lem di tangannya. Gadis yang sudah naik kursi lipat itu menunduk, melihat kucing pemberian Pras yang dia beri nama Raras memutari kursi, mengajaknya bermain.

   "Bentar, ya, Rarasss." Paras mempercepat aksi pasang-memasang. Dia juga tidak sabar ingin bermain dengan Raras. Kucing itu sangat penurut, bahkan ketika baru pertama kali Paras gendong.

   "Selesai." Paras tersenyum senang, dia turun dari kursi lipat kemudian meraih Raras untuk diangkat tinggi. "Lucu banget sih kamuuu kochengggg. Mirip aku hihihi. Mirip banget, sama-sama lucu, sama-sama gemesin, ngangenin, enak dipeluk."

   "Terlalu percaya diri." Andai ada Pras, Paras yakin lelaki itu akan mengomentari ucapannya.

   "Kamu udah makan, 'kan? Main bola-"

   "Ras!"

   Paras terlonjak kaget saat Armanda tiba-tiba muncul di depannya. "Kenapa?"

   "Lupa gue. Kita kan harus ngambil kue!"

   Paras sedikit menekuk wajah. Dia ingin bermain dengan Raras. Tapi dia sadar, membantu Armanda dan keluarga ini jauh lebih penting. "Oh, iya." Paras memeluk Raras erat. "Bentar ya, Bunda mau sama Tante, ambil kue buat ulang tahun Kak Pras."

   Armanda menatap Paras jail. "Ayahnya mana, Bunda? Kak Pras itu siapa? Bukan Ayah Raras kah?"

   Paras menyikut perut Armanda, membuat adik Pras tergelak saat Paras menjauh, memasukkan Raras ke dalam kandang.

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang