•
"Seringkali, apa yang kita ingin, tidak sesuai dengan apa yang kita dapat. Apa yang kita perjuangkan, harus kita relakan di tengah jalan. Semua hanya tentang waktu, tentang takdir, dan tentang keputusan. Lebih tepatnya, keputusan atau keputusasaan."
•••
Kelas fisika dengan banyak rumus yang bikin rambut rontok dari kepala baru saja selesai. Bu Tutik—guru yang mengajar kelas fisika sebelum jam istirahat kedua itu sempat mengulur-ulur waktu para anak didiknya karena tadi pagi, semua anak kelas membuatnya naik pitam. Dari tiga puluh empat pelajar yang ada di kelas, tidak ada satu pun anak yang mengumpulkan tugas merangkum yang dia berikan seminggu yang lalu. Mereka beralasan, PR yang diberikan guru lain sudah menyita banyak waktu di rumah, ditambah lagi tugas Bu Tutik untuk merangkum sebuah buku paket yang tebalnya mengalahkan bedak Nensi-gadis blesteran Jawa-Medan yang kalau dandan bedaknya setebal aspal dan nggak gampang luntur sampai dia tidur.Akhirnya, seperti yang baru saja terjadi. Setelah bel istirahat berbunyi nyaring dan disusul mars SMA Kartini terdengar, Bu Tutik langsung memulai sesi siraman rohani yang memakan setengah jam istirahat, sekitar lima belas menit. Beruntung, semuanya cukup sabar untuk menunggu dan tidak nekat menerobos pintu demi menghilangkan rasa lapar di kantin.
Hanya saja, ada beberapa anak yang berani mengeluarkan keluhannya, itu pun secara diam-diam. Gadis yang duduk di pojokan dengan Anya-Paras-jelas mendengar gerutuan anak laki-laki di seberangnya.
"Gini ini enaknya sambil makan popcorn." Sanu menguap, terlihat tidak ada sopan-sopannya sama sekali.
Lelaki itu masih beruntung Bu Tutik tidak melihat kelakuannya yang kurang ajar, kalau saja melihat, bisa-bisa lelaki itu ditendang keluar dari kelas bukan untuk ke kantin, melainkan membersihkan seluruh toilet yang ada di sekolah.
Parahnya kalau disuruh membersihkan toilet guru, toilet yang menurut kabarnya memiliki seorang Mbah Gondrong yang kalau kata anak indigo dulu-Banyu-alumni SMA Kartini-tidak menyukai anak lelaki karena sering pipis dan lupa diguyur. Katanya juga, beberapa anak yang nekat masuk ke sana karena toilet laki-laki penuhlah, kejauhlah, sering pipis sambil menggambar di tembok. Dulu, Paras selalu kabur jika anak lelaki sudah mengghibah Mbah Gondrong, lengkap dengan Mbak Wewe yang menghuni kantinnya Mpok Ijum. Karena lama-kelamaan bahasan mereka akan lebih jorok dari itu.
"Kalau nggak makan popcorn ya minum soda," imbuhnya.
"Bah, dikira lagi nonton bioskop?" tanggap Andi.
Juan terkekeh sinis. "Pantes aja sih dia ngomong gitu, orangnya emang nggak masuk akal."
"Gila maksud kamu?" tanya Sanu mulai terpancing emosi. Lelaki itu melirik sinis Juan yang duduk di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Our Game (✔)
Fiksi Remaja[ L e n g k a p ] Trilogi Strong Woman [2] [Readinglist @WattpadRomanceID kategori Kisah Klasik di Sekolah bulan Agustus 2022] ••• Pras tahu, tetangga barunya kelewat gila. Memanfaatkan dirinya yang dijadikan tempat penitipan bocil SMA, cewek fr...