🌼 Titik Terang 🌼

489 112 1
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Disakiti berkali-kali dan dibuat patah hati, orang mana yang mau mengulangi hal itu lagi?"

•••

    Paras berdadah ria pada Meyra dan Armanda yang pulang dengan mobil masing-masing. Gadis yang mengenakan jaket merah jambu itu membenarkan letak kaca spion, menanti kemunculan Alex dengan Ojolnya.

   Lama menunggu di depan halte, Alex muncul dengan abang-abang berjaket hijau. Lelaki itu menyapa Paras, segera masuk ke dalam mobil Volkswagen Paras dan mengambil alih kemudi.

   "Tadi si Doni bilang itu cewek beberapa kali ke club sama Seyla, dia pekerja di sana," kata Alex menjelaskan setelah mobil itu melaju membelah jalan raya, menyalip beberapa kendaraan yang berjalan pelan di keramaian.

   "Terus?"

   Alex mengedikkan bahu. "Doni cek CCTV di lorong dan dapet info itu dari sana. Dia akhirnya nemuin Seyla dan minta alamat Jesica. Awanya sih Seyla bilang nggak kenal, cuma pernah ketemu biasa. Tapi karena si Doni pinter bujuk orang, akhirnya Seyla ngaku juga kalau dia emang temen deketnya."

    "Dan dapetin alamat apartemen ini?"

   Alex mengangguk. Kemudian hening. Tidak ada yang bicara lagi sampai mobil itu sampai di pelataran parkir apartemen.

   Keduanya berjalan beriringan, menanyakan keberadaan unit apartemen nomor 82 pada seorang resepsionis, dan bergegas ke atas saat orang itu menunjukkan tempatnya berada di lantai tiga.

   Mereka menemukan unit apartemen itu. Alex memencet bel, beberapa kali mencoba, tetapi pintu tak kunjung terbuka.

   "Apa mungkin dia lagi pergi keluar?" tanya Paras masuk akal.

   "Nggak mungkin." Alex kembali memencet bel tidak sabaran. Mana ada seperti itu, pikirnya.

    Beberapa detik kemudian pintu terbuka. Sosok Jesica muncul dari dalam dengan pakaian yang terbilang kurang bahan. Perempuan itu hanya mengenakan hot pants dan kaos over size.

   "Eh, kalian?" Bukannya takut atau bagaimana, Jesica malah tersenyum lebar. Perempuan itu mempesilakan Paras dan Alex masuk dengan perilaku kelewat tenang.

    "Akhirnya kalian sampai juga. Udah aku tunggu dari tadi," katanya, membuat Paras menukikkan alis tajam.

Ha? Maksudnya???

•••

    Sambutan Jesiva yang sedang didakwa sebagai terduga pencurian ponsel, dompet, dan mobil kelewat hangat. Perempuan itu menjamu Paras dan Alex dengan segelas jus apel yang tidak disentuh, takut ada racunnya.

   Awalnya Alex hendak to the point, tetapi Jesica terus saja membelokkan arah pembicaraan sampai Alex naik pitam.

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang