🌼 Kulkas Kurang Diskon 🌼

591 124 16
                                    

Tolong tandai jika ada tipo:)

Tolong tandai jika ada tipo:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bedanya kamu sama es krim itu nggak ada, sama-sama dingin, sama-sama sedang diingin."

•••

     Paras selamat. Pak Yaksa tidak menerornya dengan hukuman. Satpam sekolah itu awalnya hendak mencatat Paras, tetapi saat Paras menjelaskan semuanya dari awal sampai akhir, bagaimana dia bisa sampai ke sekolah dengan angkot kuning, Pak Yaksa langsung menyuruhnya masuk ke dalam sekolah tanpa peperangan sapu dan paving.

    Pria itu tidak marah. Tidak mempermasalahkan keterlambatan Paras lagi. Dan Paras, dia bisa bersorak hore ketika sampai di auditorium, Bu Saras belum memulai sesi latihan.

    Gadis dengan balutan rompi rajut berwarna merah yang menjadi ciri khas anak ekskul teater itu menutup pintu mobil, mobil yang baru saja selesai direparasi. Tangannya dengan lihai mengantongi kunci. Kaki jenjangnya berjalan, memasuki kediaman Purbayu. Pikirannya melanglang buana, mengingat bagaimana bisa dia kembali ke rumah itu setelah perdebatannya dengan Nimas tadi pagi.

    "Mama udah ambil cuti, kamu bisa pulang ke rumah. Nggak perlu nginep di rumah Mbak Hita."

    "Tapi di rumah sakit banyak pasien yang butuh kehadiran Mama, Paras nggak apa kok di rumah Mama Hita dulu. Nanti malemnya, kalau Mama atau Papa pulang, Paras juga bakalan pulang."

    Paras menghela napas. Mengusap peluh yang membanjiri keningnya. Ternyata, cuaca panas beberapa menit yang lalu adalah pertanda jika hujan deras akan turun.

    Beruntung, dia sudah sampai di sana. Kalau tidak, dia bisa kehujanan di tengah jalan. Atau parahnya terjebak air yang menggenang karena melihat saat ini, air hujan menghujam tanah begitu kerasnya.

    Paras memutar handel pintu, mendorong pintunya perlahan agar terbuka. "Assalamualaikum."

    "Waalaikumsalam!"

    Mbok Inah menyembulkan kepalanya dari balik pintu ruang kerja Bayu. Wanita yang sudah tidak muda lagi itu menyambut Paras dengan senyum lebarnya. "Eh, pulang sekolah, Ras?" tanyanya skeptis melihat atribut sekolah yang melekat di tubuh Paras.

    "Mbok kira kamu nggak sekolah. Tadi pagi Armanda nyamperin ke rumah kamu, katanya kamu sakit."

    Paras nyengir kuda. "Udah enakan." Dia menggerakkan kepalanya ke kanan ke kiri sehingga menimbulkan bunyi tulang yang bergesek. "Cuma kecapekan jadi sakit."

    "Aaa, iya." Mbok Inah tersenyum. Menggiring Paras menuju ruang makan. "Mbok tadi masak buat makan siang, udah dihabisin sama Mbak Hita, Pras, sama Armanda. Sisanya cuma ini," katanya sambil menunjuk sepiring tempe goreng dan telur balado di sampingnya. "Atau Paras mau makan apa? Biar Mbok buatin."

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang