🌼 Nah, Ini Baru Ganteng 🌼

502 103 11
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan soal bodoh tidaknya seseorang, tetapi soal besar kemauan mereka untuk menjadi pintar dan mewujudkan apa yang mereka impikan."

•••

    Sehabis les privat dengan Bu Sashi, tepatnya setelah maghrib dan menyelesaikan sesi makannya, Paras langsung menarik Pras untuk bersiap.

   Awalnya Pras bilang, "Gue bisa sendiri."

   Tetapi, karena lelaki itu terlihat kurang meyakinkan, Paras pun memaksa, "Harus mau!"

   Akhirnya, kedua orang itu saling dorong ke kamar Pras. Armanda yang akan me-make over Paras sibuk di kamarnya sendiri untuk mencari pakaian yang cocok dikenakan Paras.

   "Hmm," tanpa meminta persetujuan, Paras membuka lemari pakaian milik Pras, "Kakak ada kemeja sama jas?" tanyanya sambil mengamati deretan pakaian yang ditumpuk rapi itu.

   Pras yang berdiri di belakang Paras menunjuk lemari sampingnya. "Jas di situ, kemeja di sini."

   "Oke," Paras berbalik, mendorong dada Pras sampai lelaki itu terduduk di ranjang, "tunggu sini."

   Tanpa mengulur-ngulur waktu, Paras segera mengeksekusi lemari Pras, mencari pakaian yang cocok dikenakan untuk double date di Euforia Bar.

   Beberapa kali menarik kemeja dan jas dari tempatnya, pilihan hati Paras jatuh pada kemeja putih dan jas biru dongker yang tampak bagus jika dikenakan Pras. Cocok dengan kepribadian Pras yang dingin dan sesuai dengan warna kesukaan lelaki itu, biru.

   "Coba pakai ini, deh, Kak."

   Paras berjalan riang mendekati Pras, memberikan setalan jas dan kemeja itu kepadanya.

   Pras menerima dengan senang hari, tetapi kernyitan di dahinya tercipta, bersama celetukan yang membuat Paras nyengir kuda. "Celananya mana? Lo mau gue pakai bokser begini?"

   "Hehehe, wait. Paras ambilin bentar."

   Paras segera mengambil celana yang sewarna dengan jas Pras. Ketika menemukannya, dia berikan celana itu pada Pras sambil mendorong Pras memasuki kamar mandi. "Paras tunggu di luar, semenit."

   "Semenit gue baru lepas baju."

   Paras tertawa jenaka. "Gitu doang juga nggak apa."

   Pras menjitak kepala Paras. "Enak aja," lelaki itu masuk ke kamar mandi, masih dengan badan di ambang pintu, "jangan ngintip, gue sumpahin bintitan," ancamnya.

   Paras mengangguk cepat. "Tenang! Paras bukan anak kecil lagi."

   Pras mengucapkan hamdalah dan menutup pintu. Secepat mungkin mengenakan pakaiannya.

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang