🌼 Pertidaksamaan Linear Vs Ajakan Pras 🌼

519 114 13
                                    

Tolong tandai jika ada tipo)

Tolong tandai jika ada tipo)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sering nggak tega, mukanya ngenes banget. Persis orang ketiban hutang."

•••


     Sejak dibentak Pras, Paras tidak melihat keberadaan lelaki itu lagi. Bahkan, sampai Paras pulang ke rumah dijemput Nimas sampai pagi kembali menyapa, Pras seperti hilang ditelan bumi. Padahal jelas, lelaki itu ada di dalam rumahnya.

    Paras menyesal. Awalnya dia sudah mencoba meminta maaf, tetapi kobaran api dalam mata Pras membuat gadis itu segera angkat kaki. Tanpa bercerita pada Armanda, Paras memilih bergabung di depan televisi sambil merenung.

Sebegitu berharganya kah foto itu sampai Kak Pras marah besar?

Tapi kayaknya aku yang keterlaluan.

    Begitu terus yang dia renungkan, sampai kakinya berpijak di kemudian hari.

   "Lempar bolanya!"

    Paras mengerjap saat Nadin memberi instruksi. Dengan tergesa-gesa, dia melemparkan pola di tangannya kepada Nadin, pemukul dalam permainan kasti.

   Nadin mendesah, lemparan itu tidak sesuai permintaannya. "Kalau lagi nggak fit, mending gabung sama yang di bawah pohon aja, Ras," usulnya, merasa kalau Paras sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.

   Paras meringis, mengatupkan tangan di depan dada. "Maaf, ya, Din."

   Nadin mengacungkan jempol. Gadis itu memberi instruksi pada Seana untuk menggantikan Paras. Maka dua gadis itu kembali memulai permainan bersama yang lain tanpa Paras.

    Paras memilih menjauh, bukan ke bawah pohon bersama Anggi dan beberapa anak kelas, tetapi duduk di depan UKS yang pintunya terbuka lebar.

    "Lesu amat," komentar seseorang yang baru saja lewat, mendudukkan diri di samping Paras.

   Paras menoleh, tersenyum mendapati Kartaja. "Lagi pusing mikirin cowok."

   "Tumben."

   Paras menghela napas. "Kemarin nggak sengaja ngerusak barangnya."

   "Minta maaflah."

   "Udahhhh," Paras merengek, "masalahnya dia dingin banget kayak freezer. Persis sama kamu."

   Kartaja mengangkat alisnya tinggi. "Aku manusia."

   "Iya tahu," Paras mencebik, "tapi gimana ya jelasinnya, dia itu punya kepribadian cuek dan kalau dibilang pendendam sih enggak, cuma akunya aja yang Keseringan buat salah."

   "Emang."

   Paras memicikkan matanya, menatap Kartaja tak suka. "Emangnya kapan aku ada salah sama kamu?"

Do Our Game (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang