part 29

2.2K 123 4
                                    

    Alana menatap gundukan tanah di hadapannya dengan pandangan kosong,berharap semua yang dilihatnya hanyalah mimpi belaka.

    "Awsss" Kala Alana mecoba mencubit dirinya."Tidakkk!!!!, semuanya nyata"batinnya berteriakk.

                             PERMATA MELATI
                           Lahir 4 Januari 1977
                            Wafat  9 mei 2018

    Benar  orang yang berada dalam tanah itu adalah satu satunya yang dimiliki di dunia ini, disana wafatnya beberapa bulan setelah keberangkatanya ke jepang bersama Arga, Kekasihnya.

     "Mommy"air matanya sudah meluruh,kakinya juga sudah tak mampu untuk berdiri hingga lututnya menyentuh pinggiran makam itu.

      Bukan ini yang di inginkan Alana,Ia pun mengerti Mommynya membencinya karna dirinya dan tak pernah sekalipun Alana menaruh dendam untuk Mommynya.

    Ini semua salahnya,jika kala itu Ia tak pergi dari rumah Alana tak akan terperangkap bersama Alander.

     Andaikan waktu itu Ia tetap menjaga mommynya hingga sembuh dari depresinya, pasti tidak akan seperti ini.

      Alana memeluk nisan yang ada dihapannya dengan menangis tersedu seduh"mom,apa yang harus ku lakukan, aku sudah tak punya siapa siapa lagi"

      "Tenang saja sweety,aku tak akan meninggalkanmu juga" bisik seseorang yang sudah merangkulkan dari samping.

        Ingin rasanya Alana melepas rangkulan itu tetapi ia sudah tak punya tenaga,batinnya dan fikirannya sakit.

     "Hikss ini bukan mommy"  Alana mulai menggenggam rumput yang tumbuh diatas makam itu.

    Alander kemudian berdiri lalu membenarkan kacamata hitamnya yang bertengger, tangannya kemudian di masukkan ke saku celana setelah itu ia pun hanya diam berdiri hingga mengawasi Alana.

     "Mommy hiksss" Alana memukul mukul gundukan itu, sungguh saat ini hatinya sesakk,Alana tangannya kemudian mulai menggali makam itu dengan mencakar cakarnya "iya, mommy hanya tidur aku harus membangunkannya"

      "Alana!!!!"

       "Ayo bantu akuu"

       "Cukupp Alana!!!!!"teriak Alander lalu menarik sebelah tangan Alana hingga berdiri.

        " apa yang kau lakukan,Breng--Sttt!!"

       PLAKKK

       "Jangan berteriakk padakuu Sialan"

       Tamparan dipipi Alana membuat pipinya saat ini panas, membuat Air matanya bertambah derass

       "Jangan berfikir aku memperlakukanmu dengam baik kau bisa s seenaknya"Alander mencengkram pipi Alana lalu menatapnya tajam"kau harus sadar"

       "L-epas"

      "Jangan pernah berfikir untuk lepas dariku sayang" Alander kemudian menyergai"karna kau hanya memilikiku didunia ini"

        "Satu lagi, ini terakhir kalinya kau menangis untuk orang lain, selanjutnya hanya aku yang dapat kau tangisi sweety"  Alander mengendurkan cengkramannya lalu beralih mengusap bibir Alana.

        Alana diam, Ia selalu terpojokkan di depan Alander, memang selalu seperti itu bukan, bahkan Alana tak mampu untuk melawan.

       Alander melepaskan cengkramannya lalu menarik Alana menuju mobil, sesampainya disana Alander mengambil tote bag yang disodorkan oleh anak buahnya lalu mereka berdua pun memasuki    kursi penumpang.

Cruel Boy (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang