01

4.1K 617 37
                                    

"Seperti yang saya katakan minggu lalu, mulai besok posisi saya akan digantikan oleh anak saya sendiri yang sebelumnya memegang perusahaan cabang yang di Australia." ucap Pak Sanjaya, bos Sania.

Mendengarkan itu, Sania bersorak ria dalam hati. Akhirnya setelah ini ia akan terbebas dari bosnya yang sangat menyebalkan itu.

"Kalau mau senyum, senyum aja kali, San." sindir Pak Sanjaya membuat Sania menyengir lebar.

Sanjaya mendecak. "Kamu kira saya ga tau kalau kamu sering ngedumal pas kerja? Untung aja kamu rajin, jadi bisa dimaafkan."

"Hehehe, habisnya Bapak sering banget kayak gini, misalnya sekarang Bapak marahin saya karena kerjaan saya ga selesai-selesai, tapi beberapa menit kemudiannya Bapak nyuruh saya fotocopy sesuatu, beberapa menit kemudiannya lagi nyuruh saya buat kopi. Ya gimana kerjaan saya bisa selesai kalau begitu, Pak."

Sanjaya tertawa mendengar ocehan Sania "Iya, saya minta maaf untuk itu."

"Gapapa, Pak."

"Oke. Saya harap kamu bisa bekerja sama dengan baik bersama anak saya."

Sania mengangguk.

"Tapi sayangnya, San, kamu ga bisa sepenuhnya lepas sama sifat-sifat ngeselin saya karena orang-orang bilang, saya dan anak saya memiliki sifat dan kebiasaan yang sama. Poin plusnya sih, kamu tidak perlu susah-susah beradaptasi lagi."

Gusti...padahal sifat dan kebiasaan itu yang paling Sania hindari. Tapi ternyata, 💔.

"Baik, Pak, gapapa. Doain aja saya kuat." ucap Sania dengan tampang sedih dibuat-buatnya.

Sanjaya tertawa.

"Terima kasih untuk 3 tahun ini, saya senang mempunyai sekretaris seperti kamu."

Sanjaya mengulurkan tangannya, Sania tersenyum lalu keduanya saling menjabatkan tangan.

"Terima kasih kembali, Pak."

Sanjaya mengangguk dan jabatan tangan tersebut selesai.

"Iya. Ada pertanyaan terakhir?"

"Hm, setelah ini kan posisi direktur diganti sama anak Bapak sendiri. Apa peraturan perusahaan akan diganti juga?"

"Ya karena pemimpinnya ganti automatis peraturan perusahaan akan ganti juga. Itupun kalau anak saya mau, kalau nggak ya peraturannya tetap."

Sania menghela napasnya. "Semoga aja ga ganti deh."

"Kamu takut Sovia ga bisa diajak ke kantor lagi?"

"Iya, Pak. Mama saya sering sakit sekarang, jadi ga bisa ngurusin Sovia selama saya kerja. Sekarang aja Sovia dititipin di daycare."

Memang jika Mama Karin sedang sakit Sovia akan berakhir di daycare. Namun sayangnya, Sovia kerap kali tidak mau ke tempat penitipan anak tersebut dan mau bersama mamanya saja.

Sanjaya tersenyum kemudian menepuk bahu sekretarisnya yang sebentar lagi akan menjadi sekretaris anaknya.

"Kamu tenang aja, Jeffrey suka sama anak kecil, kayaknya dia ga akan masalah kalau Sovia main ke sini. Lagipula kan Sovia pintar, disuruh apa-apa langsung nurut, selama dia anteng-anteng aja saya rasa ga akan masalah."

What's Wrong with My Boss? | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang