08

2.6K 540 106
                                    

AYO VOTEEEEE

•••

"Wow, wow, wow, ada apa ini?" tanya Wulan pelan saat melihat Jeffrey berjalan dengan Sovia yang ada di gendongannya.

Daripada penasaran, akhirnya Wulan berjalan mendekati dua orang itu lalu menyapa anak kecil yang berada di gendongan Jeffrey.

"Hai, minyak goreng kecil!"

Sovia menoleh kemudian menatap Wulan tajam. "Aku Sovia bukan minyak goreng kecil, Tante Wulaaan," geramnya membuat Wulan terkekeh.

Wulan beralih menatap Jeffrey yang sedari awal menatapnya heran. "Siang, Pak." Ia sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Siang, kamu siapa dan dari divisi mana?"

"Wulan, dari divisi pemasaran, Pak."

"Oh, maaf saya belum banyak tau karyawan di sini."

"Jelas lah, lo-nya aja sering mendep di ruangan." batin Wulan.

"Iya gapapa, Pak."

Wulan kembali menatap Sovia. "Sovia kok bisa ada di sini?"

"Aku ikut Mama, Tante."

"Oh, terus Sovia baru datang dari mana?"

"Baru datang dari makan siang pake chicken katsu sama Om Jefley!"

Wulan terkekeh gemas. "Kok Mama Sania ga ikut?"

Anak itu menundukkan kepalanya. "Mama marah sama Sovia ..."

"Ih kok bisa sih?"

"Karena Sovia nakal mungkin."

"Kalau Sovia nakal, jelas Mama Sania marah."

Anak itu memajukan bibirnya.

"Nanti jangan lupa minta maaf ya?" Sovia mengangguk.

"Permisi, Pak," ucap Wulan sebelum memasuki lift. Jeffrey hanya mengangguk.

"Dadah, Sovia!" seru Wulan seraya melambaikan tangannya.

Sovia ikut melambaikan tangannya. "Dadah, Tante Wulaan!"

Setelah itu, Wulan masuk ke lift biasa dan Jeffrey beserta Sovia masuk ke lift khusus direktur utama.

Tidak ada alasan khusus mengapa lift karyawan dan direktur dibedakan, itu agar direktur tidak perlu menunggu lift dan berdesak-desakkan di dalam lift.

Sesampainya di depan meja kerja Sania, Jeffrey menatap seorang anak berusia 4 tahun yang ada di gendongannya itu.

"Sekarang Sovia sama Mama aja, ya? Om Jeffrey mau kerja."

"Iya, Om Jefley."

Kemudian Jeffrey menurunkan Sovia dari gendongannya, sebelum itu ia menyempatkan diri untuk mengecup pipi bocah itu.

"Jangan lupa minta maaf ya karena sudah masuk ke ruangan Om Jeffrey?"

Sovia mengangguk. "Om Jefley, Sovia minta maaf ya sudah masuk ke ruangan Om Jefley."

Tangan Jeffrey bergerak mengelus kepala bocah itu, sebuah senyum lebar pun menghiasi wajahnya. "Gapapa, Sovia."

Sania yang sibuk dengan pekerjaannya di meja kerjanya hanya bisa mencibir dalam hati.

"Tai lediq, tadi aja lo marah-marah di chat. Sekarang malah sok baik, cuih."

Sebelum masuk ke ruangannya, Jeffrey berjalan mendekati Sania untuk memberikan sesuatu.

What's Wrong with My Boss? | JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang