VOTE DULU IHHH
•••
Sesuai dengan janjinya kemarin, hari ini Sania akan mengajak Sovia ke taman bermain. Kalau diingat-ingat, memang sudah lama ia tidak mengajak anaknya pergi bermain di luar.
"Hari ini aku mau ke taman bermain, Mama ikut ya?"
Mama Karin yang sedang merebahkan diri langsung beranjak menghampiri Sania yang tengah membuka jendela dan gorden di kamarnya.
"Nggak dulu deh, San. Darah rendah Mama kambuh nih kayaknya, sekarang aja masih pusing gara-gara baru bangun dari tiduran."
"Yah, apa batal aja ya? Aku takut Mama kenapa-napa."
Mama Karin menggeleng. "Jangan, ga perlu kamu batalin. Kamu udah janji kan sama Sovia? Kalau kamu ingkar, nanti Sovia ngira janji itu bukan apa-apa, boleh seenaknya diingkari. Padahal kan nggak, janji itu sebagian dari utang."
Sania mengangguk. "Tapi Mama beneran gapapa kan di rumah sendirian?"
"Gapapa, udah biasa. Darah rendah mah bukan apa-apa."
"Ga boleh menggampangkan penyakit, Ma."
Mama Karin terkekeh. "Iya-iya, maaf. Mama beneran gapapa, kok."
"Ya udah, ayo makan siang. Sovia udah nungguin tuh di depan, udah ngoceh dari tadi pengen maem katanya."
"Hahahaha, heran, doyan banget anak itu makan. Padahal kamu ga gitu."
"Kan Sovia bukan anak kandung aku ..."
"Lah, iya juga. Ya udah ayo ke ruang makan, entar anaknya keburu teriak-teriak."
"MAMA, MAEEEMMM."
Sania dan Mama Karin sontak tertawa. "Baru juga diomongin," kekeh Sania.
Kemudian anak dan ibu itu berjalan menuju ruang makan.
Sampai di sana, ternyata wajah anak itu sudah terlihat masam dan bibirnya sudah maju.
"Ih ini bibir Sovia apa bibir bebek?" tanya Sania seraya menarik bibir anaknya.
"Bibir bebek."
Sania terkekeh. "Ya udah iya, ayo makan. Sovia mau maem apa?"
Wajah Sovia auto sumringah kemudian ia berdiri di atas kursi untuk melihat lauk pauk yang ada. Lalu ia menunjuk telur dadar.
"Ini!"
"Itu aja?" Sovia mengangguk.
Tanpa berlama-lama Sania langsung memasukkan satu sendok nasi ke piring milik Sovia kemudian menambahkan satu telur dadar di atasnya.
"Mau isi saus tomat atau kecap?"
"Ga isi keduanya," balasnya sambil menggeleng.
"Oke, dihabisin ya, sayang."
Setelah Sania meletakkan piring yang ia pegang di depan Sovia, tanpa basa-basi anak itu langsung melahap makan siangnya. Membuat Sania maupun Mama Karin tersenyum saat melihatnya.
"Oh iya, Nerin, hari ini Sovia sama Mama mau ke taman bermain. Nerin ikut kan?" tanya Sovia dengan pipi kembungnya.
'Nerin' merupakan singkatan dari 'Nenek Karin'. Panggilan tersebut Sovia sendiri yang membuatnya, entah siapa yang mengajari anak itu memanggil neneknya seperti itu.
"Ditelan dulu makanannya, Sovia, baru bertanya," ucap Sania.
"Hehehehe."
"Wah, Sovia mau ke taman bermain? Tapi maaf ya, Nerin belum bisa ikut."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.