GUYS JANGAN LUPA VOTE DONG!!
Happy reading!
•••
"Kata siapa, San?"
Sania maupun Alana sontak melihat ke sumber suara, dan terlihat Jeffrey tengah berjalan ke arah mereka. Tidak ada Sovia di gendongannya maupun di sampingnya, ia hanya berjalan sendiri.
"Kata siapa, Sania?" ulangnya ketika sudah duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamunya.
"Sovia mana?" tanya Sania balik.
"Tidur, tadi dia bilang mau nonton kartun aja tapi beberapa menit kemudian malah tidur."
Sania mengangguk mengerti. "Tadi dia emang bangun kepagian sih, udah biasa dia tidur jam segini kalau bangun kepagian."
Setelah itu mereka bertiga malah hening, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Namun satu menit kemudian Jeffrey tiba-tiba ingat kembali dengan pertanyaannya tadi.
"Oh ya, kata siapa saya memang mau membatasi hubungan saya sama kamu, San?"
"Ah elah, nanya lagi," batin Sania lagi.
"Kata saya? Itu semua terlihat jelas dari perlakuan Bapak ke saya setelah kedatangan Alana, kita seperti kembali ke masa awal Bapak menjabat sebagai direktur di perusahaan. Lagi pula dari awal kita memang hanya sebatas atasan dan sekretaris aja kan? Saya rasa gak ada yang perlu dibicarakan terkait hal itu," ucap Sania sambil berusaha menahan air matanya.
Bagaimana tidak? Segala hal yang telah mereka lakukan sebelum kedatangan Alana dengan lancangnya tiba-tiba terputar kembali di otaknya.
"Ah sial, pergi lo anjir pikiran jelek," batinnya lagi.
"Panggil Jeffrey aja, San, aneh rasanya kamu manggil saya 'bapak' lagi."
Sania hanya berdeham.
"No, justru masalah ini harus dibicarakan, San. Kamu lupa ya sama semua yang udah kita lakuin sebelum Alana datang?"
Sania sontak tertawa keras. "Pak? Gak salah nanya gitu? Bukannya Bapak yang lupa ya?"
"Tuh, kamu mengakui kalau sebelumnya kita memang ada apa-apa. San, saya gak pernah membatasi hubungan kita sekadar hubungan antara atasan dan sekretaris aja, saya selalu mau lebih daripada itu."
"Saya dan Alana sama sekali gak ada hubungan apa-apa, San, mau itu sekarang ataupun dulu."
"Saya harus percaya gak ini?" tanya Sania sambil berusaha menahan tawanya.
Tidak ada hubungan apa-apa katanya? Mana bisa Sania percaya begitu saja.
"Terserah kamu mau percaya atau nggak, tapi saya mohon tolong dengerin semua penjelasan saya."
Sania mengangguk malas. "Ya."
"Beberapa bulan yang lalu saya ketemu lagi sama Alana di club, waktu party ulang tahunnya John. Dan seingat saya malam itu saya cuma minum sedikit, tapi tiba-tiba besok paginya saya udah di kamar bareng sama Alana dalam keadaan yang — ya begitulah. Saya udah ngerasa semuanya aneh dari sana, akhirnya saya cek rekaman CCTV kamar dan —"
"Orang gila mana yang masang CCTV di kamar tidur deh?" potong Sania tiba-tiba.
"Jeff, jadi ada CCTV di kamar kamu?" kini tanya Alana terkejut. Pantas saja Jeffrey mengatakan jika ia sudah tahu semuanya dari awal.
Jeffrey mengangguk. "Iya ada, dan saya gak gila ya, San. Saya nyimpan beberapa dokumen penting di kamar, jadi saya pasang CCTV buat jaga-jaga. Dan untungnya emang berguna."
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.