VOTE DULU YUUKKK
•••
Hari ini entah mengapa Sovia sangat memaksa ingin ikut mamanya bekerja. Padahal biasanya selalu mau-mau saja tinggal di rumah bersama neneknya.
"Sovia mau ikut ..." pintanya dengan mata memelasnya.
"Mama kan mau kerja, sayang. Kamu ga mau di rumah?"
Anak kecil berusia 4 tahun itu menggeleng. "Boceenn," rengeknya.
"Di daycare mau? Di sana ada banyak teman sama suster kan? Sovia pasti suka."
Anak itu tetap menggeleng lalu menggoyang-goyangkan kaki Sania cukup keras.
"Mau ikut, mau ikut, mau ikuuuttt!"
Sania menatap Mama Karin, meminta solusi lain kepada mamanya itu.
Namun, Sang Mama justru menggeleng dan mengedikkan bahunya.
"Mau ikut Mama kerjaaaa," teriaknya meronta-ronta.
"Ajak aja kali, San. Lagian sebelumnya kan Sovia pernah ikut kamu ke kantor," sahut Mama Karin pada akhirnya.
"Iya sih, Ma. Tapi itu kan dulu, sekarang bosnya udah ganti."
Mama Karin bergerak mengambil Sovia yang duduk di bawah kaki Sania, kemudian menggendongnya.
"Kalau Sovia ikut Mama kerja, mau janji ga kalau ga akan nakal?"
Sovia mengangguk kecil. "Janji." Ia menunjukkan jari kelingkingnya.
Sania menghela napasnya pasrah. "Ya udah ayo."
Sovia yang berada di gendongan neneknya itu pun langsung memaksa ingin diturunkan. Setelah itu ia langsung memeluk kaki mamanya.
"Terima kasih, Ma!"
"Sama-sama, tapi janji ya beneran jangan nakal? Kamu cukup diam aja di samping Mama, ga boleh ke mana-mana. Harus nurut."
"Ciap!" Sovia langsung melakukan sikap hormat.
Mata Sania beralih menatap Mama Karin. "Kalau gitu Sania berangkat dulu, ya. Mama hati-hati di rumah, kalau mau ke resto lebih hati-hati juga." Kemudian ia mencium punggung tangan mamanya.
"Iya, San. Kalian juga hati-hati."
"Salim dulu sama nenek," perintah Sania yang langsung dilakukan oleh Sovia.
Setelah itu keduanya berangkat menuju kantor tempat Sania bekerja menggunakan mobil pribadi.
***
"Sovia diem di sini, kalau mau pipis sama eek bilang sama Mama. Oke?" tanya Sania setelah mendudukkan anaknya itu di sofa tunggu yang ada di samping meja kerjanya.
"Oke, Ma."
Sania membuka ponselnya untuk mencarikan video kartun anak-anak di salah satu aplikasi video lalu memberikannya kepada Sovia.
"Suaranya jangan keras-keras, Mama mau kerja sekarang."
Anak itu hanya mengangguk karena sudah diberikan ponsel. Yah, selalu begitu anak-anak zaman sekarang.
Dan Sania memaklumi hal itu karena anak-anak sekarang lahir di masa yang sudah berteknologi canggih. Jadi tidak heran jika mereka sudah mengenal ponsel dari kecil. Namun, Sania tetap membatasi waktu untuk anaknya itu bermain ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.