Ada yang nungguin gak sih?
•••
Dua minggu yang biasanya berlalu begitu cepat bagi Sania, kali ini berjalan dengan sangat lambat.
Walaupun begitu, banyak sekali pekerjaannya yang belum selesai. Karena apa lagi kalau bukan karena ada yang mengganggu pikirannya. Ya, masalah 2 minggu yang lalu itu lah yang selalu mengganggu pikirannya.
Belum lagi dirinya harus extra dalam mengawasi sesuatu di sekitar ruangan direktur. Berjaga-jaga jika nantinya Alana datang dan dengan seenaknya langsung ingin masuk ke ruangan atasannya.
Seperti saat ini, perempuan dengan pakaian sedikit terbukanya itu berjalan dengan santainya menuju pintu ruangan Jeffrey dan sudah memegang gagang pintu ruangan tersebut. Sebelum perempuan itu berhasil mendorong pintu besar yang ada di hadapannya itu, dengan cepat Sania menegurnya.
"Alana, sudah saya ingatkan kamu berkali-kali, kalau mau bertemu dengan Pak Jeffrey tolong tanya saya dulu."
Alana pun berbalik lalu memperlihatkan deretan giginya, selalu begitu jika kejadian seperti ini terjadi.
"Maaf, Mbak, aku lupa terus. Soalnya aku lagi bahagia, hehehe."
Sania menggeleng-gelengkan kepalanya lalu lanjut mengerjakan pekerjaannya. Sebenarnya, dirinya sedikit geram dengan perempuan bernama Alana tersebut. Kalian tahu alasannya.
Namun, apa boleh buat? Tidak ada hubungan spesial diantara dirinya dan Jeffrey. Sania tidak berhak untuk marah.
"Reyan ngapain di dalam?" tanya Alana setelah mendudukan bokongnya di sofa yang terletak di samping meja kerja Sania.
"Kerja," balas Sania singkat.
Mendengar nama "Reyan" keluar dari mulut Alana berhasil membuat mood Sania memburuk. Ternyata perempuan yang duduk di sampingnya itulah yang merupakan "orang spesial" yang Jeffrey maksud.
"Ya gak salah sih, maksudnya ngapain?"
"Ya kerja?" tanya Sania tak acuh.
"Ck, Mbak Sania gak asik."
Jujur saja, sebenarnya Alana sangat cocok jika dijadikan teman, perempuan itu sangat friendly sejak pertemuan kedua mereka. Sayang saja keduanya dipertemukan di kondisi seperti saat ini.
"Pak Jeff lagi ngomongin projek besar tahun ini sama pihak-pihak terkait. Bayangin kalau tadi kamu langsung nyelonong gitu aja, apa gak malu?"
"Ya malu sih ...."
"Makanya, kalau mau ketemu tanya dulu ke —"
"Yayayayaya, udah tau. Tanya dulu ke Mbak San, kan?"
"Udah tahu tapi gak dilakuin?" sindir Sania.
"Ya maaf, suka lupa."
"Lain kali diingat dong."
"Iya, Mbak Saniaaa. Eh masih lama gak sih? Aku udah gak sabar mau ngasih tau Reyan sesuatu."
Sania mengedikkan bahunya. "Gak tau, palingan sebentar lagi selesai. Udah mau jam istirahat juga kan."
"Oh iya."
Sania sedikit melirik ke arah Alana dan melihat perempuan itu sedang senyum-senyum sendiri. Sangat kentara jika Alana sedang bahagia saat ini.
Entah, Sania tidak bisa menebak apa yang membuat perempuan itu sangat bahagia. Oleh karena itu ia melanjutkan pekerjaannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong with My Boss? | Jaehyun
FanfictionHidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.